Bupati Minta Percepatan Pembangunan

Bupati Minta Percepatan  Pembangunan

Bangkinang (HR)-Bupati Kampar, H Jefry Noer, meminta seluruh SKPD dapat lakukan kecepatan dan percepatan pembangunan Kabupaten Kampar.

"Kita sekarang sedang menyiapkan Desa Mandiri Pangan dan Energy, kalau kita berbicara Desa Mandiri Pangan dan Energy, maka kita sekarang menyiapkan contoh rumah tangga mandiri pangan dan energy di lokasi pelatihan P4S Kubang Jaya," ucap Jefry, saat rapat evaluasi tiga zero, Senin (23/2).

Rapat dihadiri seluruh pimpinan SKPD serta Camat, di ruang rapat lantai III Kantor Bupati Kampar. Dijelaskannya, contoh rumah tangga mandiri pangan dan energi tersebut berukuran 1.000 meter dan 1.500 meter. Bupati meminta para kadis dan camat yang telah mengikuti studi banding ke Bogor beberapa waktu yang lalu harus belajar pola seperti ini.

"Seharusnya para camat dan kadis yang mengikuti studi banding, harus belajar pola Desa Mandiri Pangan dan Energi ini, yang saat ini sedang dibuat contohnya, yakni rumah tangga mandiri pangan dan energi," tegasnya.

Bahkan Bupati telah mendatangkan ahli yang punya tempat studi banding ketika di Bogor, untuk dapat menerapkan apa yang ada di Bogor tersebut, karena program Desa Mandiri tersebut sangat sesuai dengan tujuan pembangunan desa, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

"Yang punya lokasi studi banding langsung kita datangkan, dengan tujuan agar dapat dibangun sebagai percontohan yang nantinya akan diterapkan di desa," ujar Jefry.

Dikatakan Jefry, dalam 1.000 meter tersebut ada sapi 6 ekor. Dari 6 ekor sapi tersebut menghasilkan urin sapi sebanyak 1.000 liter perbulan. Melalui proses, nantinya dapat dijual per liternya Rp25.000 untuk pupuk.

"Lebih mahal dari pada susu dan minyak. Ini merupakan program yang sangat dahsyat, karena urin sapi tersebut bisa menghasilkan 1.000 liter perbulan. sedangkan untuk pupuk organik menghasilkan 1 ton perbulan. kemudian dapat menghasilkan pupuk cairnya sebanyak 240 liter sebulan," tutur Jefry.

Lebih jauh Jefry menjelaskan, memelihara sapi sangat luar biasa manfaatnya baik urinnya, kotorannya dan gas. "Nanti kotorannya bisa menjadi biogas, setelah itu sisanya bisa jadi pupuk organik," jelasnya.

Biogas tersebut lanjut Jefry, nantinya dapat dipergunakan untuk memasak dan listrik, dengan kekuatan 1.000 watt, kemudian ada ayam 100 ekor. Dari 100 ekor ayam petelur tersebut akan menghasilkan 50 butir telur per hari. Jika dijual telurnya seharga Rp2.000, maka dapat menghasilkan Rp100.000 per hari. Kemudian ikan lele yang jika pakannya diambil dari kotoran sapi tadi, maka dapat mengurangi biaya pakan ikan lele sebanyak 50 persen, sisanya pupuk organik tersebut bisa dipergunakan untuk menanam bawang dan sayur mayur, serta cabai.

"Jadi penghasilan rumah mandiri pangan dan energy ini minimum sebesar Rp6 juta per bulan. Jika pemasaran pupuknya ini lancar, maka penghasilannya tidak kurang dari  Rp20 juta perbulan, ini belum lagi hasil dari penggemukan sapi," ucap Jefry. (adv/humas)