Pengangguran dan Kemiskinan Rendah, Pertumbuhan Ekonomi Inhu Malah Menurun

Pengangguran dan Kemiskinan Rendah, Pertumbuhan Ekonomi Inhu Malah Menurun
RENGAT (RIAUMANDIRI.co) - Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Indragiri Hulu terus menurun setiap tahunnya. Bahkan pada 2015 lalu berada di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau. 
 
Tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Inhu mencapai minus (-) 2,89 persen sedangkan Riau berada pada poin 0,22 persen. Angka -2,89 persen tersebut memang turun secara signifikan dibandingkan tiga tahun sebelumnya. Pada 2014 berada di angka 5,53 %, tahun 2013 6,21%  dan 8,39% di tahun 2012.
 
Kepala Bappeda Riau, Rahmad Rahim saat berada di Indragiri Hulu mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi kabupaten Indragiri Hulu merupakan terendah se kabupaten/kota di Riau saat ini. "Penurunan tersebut terus terjadi setiap tahunnya," terang Rahmad.
 
Selain itu dikatakan Rahmad, Angka Harapan Hidup (AHH) masyarakat Bumi Gerbang Sari ini juga sangat rendah dan dibawah provinsi Riau yang mencapai 70,89 persen. Sementara di Inhu AHH berada pada angka 69,74% dan berada pada posisi ke tujuh di Riau.
 
Menurutnya, hal tersebut terjadi di antaranya karena memang sejauh ini alokasi anggaran untuk urusan kesehatan masih kecil pada APBD Inhu, tidak sampai 10 persen, begitu juga dengan pelayanan kesehatan yang juga masih rendah.
 
Namun di sisi lain, Rahmat juga mengungkapkan bahwa untuk persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan  persentase penduduk miskin di Inhu, sangat baik karena berada di bawah rata-rata provinsi Riau.
 
Dijelaskannya, untuk TPT Inhu terendah nomor dua di Riau setelah Kuantan Singingi dengan 4,82 persen penduduk yang menganggur, namun tiap tahun terjadi peningkatan. Untuk penduduk miskin Inhu berada di bawah rata-rata Provinsi dan berada di peringkat 6 terendah dengan jumlah penduduk miskin lebih kurang 31 ribu masyarakat miskin (7,76%) atau 7,43 % penduduk miskin Riau berada di Inhu.
 
Ditambahkannya, rendahnya pengangguran di Inhu dan Kuansing karena memang dua daerah ini belum merupakan tujuan migrasi utama penduduk di Riau, sedangkan pendudukk Inhu cenderung bekerja ke daerah lain.
 
Selain itu, Rahmad juga memberikan apresiasi untuk Indragiri Hulu, karena mampu meningkatkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) 3 kali lipat pada tahun 2016 dibandingkan tahun 2015. "Investasi di Inhu sebagian besar berada pada sektor perkebunan dan pertambangan," ungkapnya.
 
Menurut Rahmad, Kabupaten Indragiri Hulu berkontribusi 11,7 persen terhadap PMDN Provinsi Riau dan ini merupakan investasi kedua terbesar di Riau setelah Dumai. Jumlah investasi lebih kurang, Rp693,37 miliar dari sebelumnya hanya 188,63 miliar.
 
Sementara itu, kepala Bappeda Inhu Junaidi Rahmat menyatakan bahwa sangat terkejut dengan angka-angka paparan dari Bappeda Riau tersebut, namun setelah dibicarakan lebih lanjut ternyata ada beberapa faktor penyebab rendahnya persentase pertumbuhan ekonomi, meningkatnya penduduk miskin, dan pengangguran di Inhu.
 
Menurutnya salah satu faktor yakni tidak lagi berproduksinya PT Riau Bara Harum (RBH), mengingat besarnya jumlah tenaga kerja kehilangan pekerjaan dan juga keuntungan usaha yang bisa didapat oleh masyarakat disaat adanya RBH tersebut.
 
"Masyarakat harus kehilangan mata pencaharian dan dunia usaha terkait juga harus rela menerima bahwa pendapatan mereka menurun dari tutupnya RBH," jelas Junaidi.
 
Dikatakannya, Pemkab terus berusaha mengambil kebijakan dan program-program untuk mencapai visi misi Indragiri Hulu yang tujuan akhirnya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
 
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 03 Maret 2017
 
Reporter: Eka BP
Editor: Nandra F Piliang