DPR Tepis Isu Ekonomi Arab Saudi Sedang Goyang

DPR Tepis Isu Ekonomi Arab Saudi Sedang Goyang
JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menepis isu yang menyatakan kedatangan Raja Arab Saudi Raja Salam ke Indonesia disebabkan roda perekonomian di Arab sedang goyang.
 
"Arab Saudi sangat kuat perekonomiannya dan tidak memungkinkan goyang, karena perharinya di Arab memompa 12 juta barel, dan menjual belasan juta barel minyak," tegas Fahri, Selasa (28/2) usai meninjau persiapan gedung DPR untuk menyambut kedatangan Raja Salman.
 
Secara terpisah, Wakil Ketua DPR Fadli Zon melihat kunjungan pertama Raja Arab Saudi dalam 47 tahun terakhir ini, membawa misi diplomasi ekonomi yang sangat positif bagi Indonesia. 
 
"Kita tahu bahwa sejak 2016 Arab Saudi giat melakukan diversifikasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungannya terhadap sektor migas. Salah satunya yakni dengan aktif melakukan kerjasama investasi," tegasnya.
 
Menurut Fadli Zon, di tengah hubungan yang kurang hangat dengan negara-negara barat, yang dipicu oleh kebijakan diskriminatif AS terhadap negara timur tengah, Asia menjadi pilihan destinasi utama bagi investasi Arab Saudi. 
 
"Itulah mengapa Arab Saudi agresif melakukan pendekatan investasi ke China, Jepang, Malaysia, dan juga Indonesia. Peluang ini harus kita tangkap untuk kepentingan nasional kita," jelas Pimpinan DPR Korpolkam ini.
 
Dalam konteks tersebut, Fadli Zon juga melihat Indonesia memiliki posisi khusus di mata Arab Saudi. Selain karena Asia, Indonesia juga merupakan negara muslim anggota G20 bersama Arab Saudi dan Turki. "Kondisi ini yang membuat Indonesia semakin strategis bagi investasi Arab Saudi," kata Fadli.
 
Politisi Gerindra ini sangat berharap agar momentum kunjungan Raja Salman ini benar-benar dioptimalkan oleh pemerintah Indonesia untuk mendetailkan semua agenda kerjasama ekonomi yang akan dijalin. 
 
"Sebab kita tahu bahwa sebelumnya kedua negara juga sudah melakukan perbincangan intensif sejak 2015 tentang rencana mega investasi Arab Saudi di Indonesia. Baik itu di bidang energi, perumahan murah dan pariwisata. Sehingga, pertemuan kedua negara nanti harus lebih fokus pada hal-hal konkrit. Jangan sampai kerjasama berhenti pada MoU saja, tapi tak ada realisasi. Kita harus tahu apa yang kita inginkan dari Arab Saudi," ujarnya.
 
Pertemuan kali ini, tambah Fadli, harus ada bobot lebih, jangan sampai berakhir seremonial saja. Meski akan fokus pada isu ekonomi, ia melihat momen ini juga penting untuk meningkatkan pelayanan bagi jamaah haji dan umrah Indonesia, serta perlindungan TKI di Arab Saudi. "Pemerintah harus memastikan situasi kondusif dari ancaman keamanan atau bentuk gangguan lainnya," pungkasnya.
 
Sementara itu, Fahri mengatakan, kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Azis ke DPR beserta rombongan diharapkan bisa mempererat hubungan antara Indonesia-Arab Saudi semakin produktif di masa depan.
 
"Seperti halnya 47 tahun lalu Raja Faisal bin Abdulazis As Saud menyampaikan pidato di depan sejumlah tamu yang hadir. "'Siapa yang mengingkari hubungan ini antara Saudi dan Indonesia seperti mengingkari matahari di siang bolong'.  Kalimat itu saya kira luar biasa," ujar Fahri Hamzah.
 
Dalam kunjungan ke DPR, dijelaskan Fahri, undangan akan hadir sebanyak 1.400-1.500 orang untuk menyaksikan langsung pidato orang nomor satu di Kerajaan Saudi Arabia tersebut. Seperti anggota DPR, DPD, tokoh-tokoh agama dan Ormas, jurnalis, Rektor Universitas Islam serta Persatuan Isteri Anggota (PIA) DPR. Selain itu mantan Pimpinan DPR dan Pimpinan Fraksi. 
 
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 01 Maret 2017
 
Reporter: Syafril Amir
Editor: Nandra F Piliang