Menunggu Data Inflasi, Rupiah Melemah Tipis

Menunggu Data Inflasi, Rupiah Melemah Tipis

JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah tipis pada perdagangan di awal pekan ini. Menunggu pengumuman inflasi, penguatan rupiah tertahan.

Mengutip Bloomberg, Senin (27/2/2017), rupiah dibuka di angka 13.335 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.331 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.335 per dolar AS hingga 13.348 per dolar AS. Jika dihitung dari awal pekan, rupiah masih mampu menguat 0,96 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.339 per dolar AS. Patokan tersebut melemah tipis jika dibandingkan dengan Jumat lalu yang ada di level 13.336 per dolar AS.

Gerak dolar AS memang sedikit liar pada perdagangan akhir pekan kemarin. Beberapa sentimen mempengaruhi pergerakan dolar AS salah satunya adalah kebijakan dari Presiden AS Donald Trump.

Dalam kampanyenya, Trump menjanjikan akan mengurang atau memotong pajak untuk perusahaan maupun individual. Namun sejauh ini belum ada kepatian mengenai pemotongan pajak tersebut. Investor mulai tarik menarik antara beli dan jual karena ketidakpastian tersebut.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, gerak rupiah masih terbawa arus global, terlihat dari penguatannya yang sejalan dengan pelemahan dolar AS di Asia pada perdagangan Jumat lalu.

Namun memang, penguatan rupiah, yang sejalan dengan penurunan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN), terlihat relatif rendah dibanding nilai tukar negara lain di Asia.

Sentimen negatif dari angka inflasi Februari 2017 yang diharapkan naik drastis, dipercaya membatasi ruang penguatan rupiah. "Pengumuman inflasi akan dilakukan pada Rabu siang, diperkirakan akan berada di kisaran 4 persen (year on year).

"Ruang penguatan rupiah diperkirakan masih terbatas mendekati rilis angka inflasi serta merespon dollar index yang mulai kembali menguat," tutur dia. (lp6/lan)