Harga Cabai di Rohul Menurun

Petani Mengeluh

Petani Mengeluh

PASIR PENGARAIAN (HR)- Sejak beberapa bulan terakhir harga cabai di tingkat petani terus mengalami penurunan. Kalau sebelumnya sempat Rp40 ribu per kilogram sekarang tinggal Rp20 ribu per kilogram.

Rendahnya harga cabai ini membuat para petani mengeluh dan berharap harga cabai kembali naik seperti beberapa waktu lalu.

“Sejak memasuki masa panen awal Faebruari 2015 lalu harga tolak cabe ke Agen harnya sekitar Rp15 ribu sampai dengan Rp17 ribu per kilo. Rendahnya harga cabe ini jelas mengganggu perekonomian,” ujar Mukti (42), salah seorang petani cabai di Kecamatan Tambusai, Minggu (22/2).

Untuk menghindari keterpurukan ekonomi petani cabai, Mukti meminta kepada Pemerintah agar membuat kebijakan jangan sampai ekonomi petani cabai terganggu.

 “Maksudnya dalam kondisi apapun Pemerintah tetap membuat ekonomi petani cabai tetap stabil. Misalnya memberikan pupuk, menanggulangi harga atau lainnya,” tuturnya.

Ditambahkan Mukti, rendahnya harga cabai saat ini membuat ia dan petani cabai lainnya mulai mengurangi aktivitas bercocok tanam cabai. Malah sejak seminggu terakhir dirinya sudah mulai beralih profesi sebagai buruh bangunan.

 Hal itu dilakukannya karena hasil yang didapat dari kebun cabai miliknya sudah tidak bisa diharapkan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Di tempat terpisah, Risma Siregar, salah seorang pedagang cabai di Pasir Pengaraian mengaku rendahnya harga cabai di pasaran itu disebabkan karena membludaknya pasokan cabai 0ke Pasir Pengaraian.

Cabai yang dipasarkan di Pasir Pengaraian saat ini tidak hanya berasal dari Rohul saja, tapi juga berasal dari luar daerah.

“Untuk Saat ini, harga jual cabai sekitar Rp20 ribu per kilogram, kami hanya ambil untung tiga atau dua ribu per kilogram dari modal Rp17 ribu atau Rp18 ribu per kilonya.

Lagi pula harga  cabai ini tidak menentu Pak. Kalau sedang banyak-banyaknya harga cabai memang rendah. Untuk saat ini cabai memang sedang banyak-banyaknya,” ujar Risma Siregar singkat. (gus)