Tentang Christian Bassogog, Pemain Terbaik Piala Afrika 2017

Tentang Christian Bassogog, Pemain Terbaik Piala Afrika 2017

Jakarta (RIAUMANDIRI.co)- Jika Anda suka kisah kepahlawanan yang muncul dari sosok biasa, maka perjalanan Christian Bassogog mengantar Kamerun menjuarai Piala Afrika wajib disimak.

Christian Bassogog tidak mencetak gol saat Kamerun secara mengejutkan melakukan comeback untuk mengalahkan Mesir 2-1 dan meraih trofi Piala Afrika 2017. Tapi dia adalah sosok penting yang mengantar Kamerun mematahkan semua prediksi dan merengkuh tahkta sebagai Raja Afrika. Bassogog terpilih sebagai pemain terbaik turnamen tersebut.

Sampai sebelum Piala Afrika digelar, Bassogog adalah sosok asing. Dia sebenarnya bermain di Eropa, tepatnya bersama AaB Fodbold di kompetisi teratas Liga Denmark. Tapi namanya jauh dari ingar bingar dan gemerlap kompetisi 'Benua Biru' tersebut.

Delapan belas bulan lalu dia cuma seorang remaja yang mencoba menapaki karier sebagai pemain profesional. Sebagaimana banyak pesepakbola Afrika lain, jalan yang dia hadapi jauh dari mulus. Di 2014 Bassogog bermain untuk Rainbow FC, sebuah klub lokal di luar Douala, kota terbesar di Kamerun. Dia kemudian menjadi salah satu dari 40 pemain yang diundang melakukan trial bersama Wilmington Hammerheads FC

Siapa Wilmington Hammerheads FC? Mereka adalah klub semi profesional dari Karolina Utara. Saat ini klub tersebut berada di level keempat sepakbola Amerika Serikat. Mereka berkandang di Legion Stadium Wilmington dengan kapasitas 6.000 penonton saja.

Selama di Amerika Serikat dia hanya bermain 14 kali, dengan lima di antaranya menjadi starter, dan gagal sekalipun bikin gol. Di akhir musim Wilmington Hammerheads FC memutuskan melepasnya. Bassogog senang dapat kesempatan main di luar Kamerun, tapi mimpinya adalah merumput di Eropa.

Maka ketertarikan AaB Fodbold pada dirinya menjadikan musim panas 2015 menjadi salah satu momen terbaik dalam hidup Bassogog. Setelah melakukan trial selama 10 hari, Bassogog akhirnya resmi dikontrak.

Musim pertama Bassogog di Denmark tak berjalan sesuai keinginan karena dia cuma bermain sembilan kali (1 starter) dengan total hanya berada di atas lapangan selama 244 menit. Namun di musim lalu peruntungannya berubah, dia menjadi starter 20 kali dari 21 pertandingan dan membuat empat gol.

Penampilannya itu membuat Timnas Kamerun mulai meliriknya. Debutnya bersama timnas terjadi pada November 2016 untuk laga Kualifikasi Piala Dunia 2018 menghadapi Zambia.

"Jika Anda bertanya pada saya lima bulan lalu 'Apakah Anda tahu Bassogog? Saya akan bilang 'Siapa?'. Saya tidak tahu siapa dia?" ucap pelatih Hugo Broos.

"Kami mencari pemain-pemain. Saya punya beberapa teman, pemain yang pernah bermain untuk saya di Denmark, saya menelpon merela. Saya bilang 'Saya melihat seorang pemain, Bassogog, pemain seperti apa dua?' Saya pergi untuk melihatnya main dan melihat kemampuannya, kualitasnya. Saya kemudian bilang 'Oke, di pertandingan selanjutnya dia harus bersama kami (timnas)," lanjut Broos di DailyMail.

Dalam periode 15 bulan Bassogog melesat dari pemain cadangan Wilmington Hammerheads FC menjadi bintang baru Kamerun. Dia terpilih sebagai man of the match dalam laga semifinal menghadapi Ghana. Tampil impresif di sepanjang pertandingan, Bassogog menutup laga tersebut dengan gol di periode injury time.

Bassogog tampil penuh di seluruh pertandingan Kamerun di Piala Afrika 2017. Kecepatan dan kekuatan fisik menjadi keunggulan dia terutama saat dioperasikan di sisi lapangan. Kamerun ditinggal delapan pemain terbaiknya di Piala Afrika 2017. Tapi di tengah keterbatasan, Indomitable Lions malah mampu mengaum keras, tampil ganas, dan pada akhirnya jadi juara.

Irishtime, dalam artikelnya pada Senin (6/2/2017) kemarin, menyebut Kamerun turun dengan skuat terburuk sepanjang sejarahnya pada Piala Afrika 2017. Dari skuat yang seadanya itu Kamerun berhasil melahirkan bintang baru. Christian Bassogog mungkin akan bisa mengikuti jejak sukses Samuel Eto'o, Rigobert Song atau pemain Kamerun lain yang berkarier di Eropa.

Usai penampilan luar biasa di Piala Afrika, masa depannya akan ditulis ulang pada musim panas 2017 nanti. Saat jendela transfer dibuka dan klub-klub top Eropa bisa mencoba mendapatkan tanda tangannya.(sb/vio)