Pembunuhan Kim Jong Nam

Kapolri: Aisyah tak Sadar Dimanfaatkan

Kapolri: Aisyah tak Sadar Dimanfaatkan

BANDA ACEH (riaumandiri.co)-Kematian Kim Jong Nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, mendapat sorotan di Tanah Air. Hal itu setelah salah seorang warga negara Indonesia bernama Siti Aisyah, disebut-sebut ikut terlibat dalam aksi pembunuhan tersebut.  

Menanggapi hal itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut Siti Aisyah dimanfaatkan kelompok tertentu. Perempuan asal Serang, Banten, itu dinilai tidak tahu jika dia sedang dimanfaatkan untuk membunuh Kim Jong Nam.

Kapolri
"Dia tidak menyadari itu adalah upaya pembunuhan kelompok tertentu yang diduga agen dari luar. Kemungkinan dia hanya dimanfaatkan tapi dia tidak tahu itu untuk apa," kata Tito di Banda Aceh, Jumat (17/2).

Tito mengatakan, modus yang digunakan kelompok tersebut, yakni dengan mengajak Aisyah untuk ikut dalam sebuah aksi lucu-lucuan. Untuk meyakinkan perempuan asal Serang, Banten tersebut, aksi ini telah dilakukan lebih dari sekali.

"Kalau pernah nonton Just for Laughs itu namanya prank. Prank itu aksi lucu-lucuan. Jadi yang satu perempuan menutup matanya, satu lagi menyemprotkan sesuatu. Itu sudah dia lakukan tiga-empat kali," ujar dia.

Menurut Tito, informasi ini didapat pihaknya dari Polisi Diraja Malaysia. Siti Aisyah pun disebut selalu mendapatkan upah beberapa Dollar dalam aksi-aksi yang dia lakukan sebelumnya.

"Terakhir yang Kim Jong Nam ini. Diduga di semprotannya itu ada bahan berbahaya," tambahnya.

Kabari Ibu
Dari Serang, keponakan Siti Aisyah, Iqbal, mengatakan, setelah ditangkap Kepolisian Malaysia, Aisyah sempat menelepon ibunya, Benah (50). Ketika itu, ia meminta sang ibu tidak mengkhawatirkan kondisinya.

Menurut Iqbal, Aisyah menelepon pada Kamis (16/2) malam. Sedangkan Aisyah ditangkap polisi Malaysia di Hotel Ampang, Kuala Lumpur, pada sekitar pukul 02.00 dini hari waktu setempat.

"Pertama kan teleponan sama emak, malam pokoknya dia suruh doain aja. Pokoknya emak jangan kuatir," tutur Iqbal menceritakan isi percakapan telepon Aisyah dan ibunya.

Tapi Aisyah tak menceritakan rinci kasus yang membuatnya harus ditahan untuk diperiksa intensif selama tujuh hari setelah penangkapan.

"(Aisyah bicara) Nggak tahu salah tangkap atau gimana. Ya Eneng mah ngikutin aja, doain aja. Semoga cepet keluar lah," sambungnya.

Sebelum penangkapan, Iqbal mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan Aisyah pada Selasa (14/2) malam. Saat itu Aisyah mengaku sedang berada di sebuah apartemen di Malaysia.

"Yang dibicarakan gimana kabarnya. Teteh lagi sakit katanya. Nanti tanggal 24 nanti Teteh akan pulang ke Serang," sebut Iqbal.

Di Malaysia, Aisyah mengaku diajak bekerja dalam program reality show mengisengi orang. Tapi Aisyah tak pernah bercerita soal kejadian terakhir yang disebut-sebut terkait dengan Kim Jong Nam.

"Syuting ngerjain orang. Ngerjain orang nggak boleh lihat sendiri sama produsernya. Ngerjain, tapi nggak boleh dilihatin," sambungnya.

Iqbal tak tahu persis program reality show yang dimaksud. Aisyah menurutnya direkrut oleh pihak agensi yang juga tidak diketahui Iqbal. "Sekali syuting kurang lebih Rp 2-3 jutaan. Pokoknya nggak jauh dari situ," sebut Iqbal soal bayaran yang diterima Aisyah.

Sementara itu, sang ibu Benah meminta pemerintah Indonesia membantu Siti Aisyah menghadapi permasalahan yang menderanyaitu.

"Saya ingin minta tolong sama Bapak Presiden Jokowi sama Pak Jusuf Kalla. Anak ibu tidak bersalah minta dibebasin. Minta dibebasin saja sudah," ujarnya.

Menurut Benah, keluarga di Serang yakin anaknya tidak bersalah. Apalagi selama ini Siti menjadi tulang punggung keluarga di Serang.

Saat ini, Benah mengatakan bahwa keluar sampai tidak bisa tidur memikirkan nasib anaknya di Malaysia. "Makanya sekeluarga nggak bisa tidur. TV nyala aja. Nggak tidurnya mikirin. Di sananya nggak ada saudara," ujarnya.

Didampingi
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, pemerintah akan memberikan pendampingan kepada setiap warga negara yang tersangkut persoalan hukum di negara lain. Terlebih, bila WNI tersebut merupakan korban kejahatan. Langkah yang sama juga akan dilakukan terhadap Siti Aisyah.

"Pasti kedutaan kita sudah bergerak untuk membela apabila memang dia jadi korban. Tapi kalau dia, katakan lah pelaku utama tentu lain soal," kata Kalla.

Dalam kasus ini, Wapres menganggap Siti Aishah merupakan korban kejahatan. Sekali pun, menurut pernyataan kepolisian Malaysia, Siti Aishah diduga pelaku pembunuhan Kim Jong Nam.

"Walaupun dia pelaku, tetapi menjadi korban juga kan. Kalau kita lihat sequence-nya yang disampaikan. Begitu laporan yang disampaikan pada kita juga," ujarnya.

Seperti diketahui, pada Rabu (15/2), kepolisian Malaysia menangkap seorang perempuan di Bandara Kuala Lumpur terkait dengan pembunuhan kakak tiri Kim Jong Un.

Kepolisian Malaysia dalam rilisnya mengatakan, seorang perempuan berpaspor Vietnam ditangkap pada pukul 08.20 waktu setempat. Polisi menyebut perempuan bernama Doan Thi Huong (28) itu dikenali lewat rekaman CCTV bandara dan dia sedang dalam kondisi sendirian saat ditangkap.

Esok harinya, polisi menangkap perempuan kedua yang diduga terlibat dalam pembunuhan. Perempuan berpaspor Indonesia itu bernama Siti Aisyah berusia 25 tahun.

Sebelumnya Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan otoritas keamanan Malaysia.

Selanjutnya KBRI telah meminta akses kekonsuleran kepada Pemerintah Malaysia untuk bisa mendampingi Siti dalam proses hukum tersebut. "Pendampingan dalam rangka memastikan hak-hak hukumnya terpenuhi," kata Iqbal. (bbs, rol, dtc, kom, ral, sis)