Riau Ditargetkan Ekspor Tanaman Organik

Riau Ditargetkan Ekspor Tanaman Organik

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Letak dan posisi Provinsi Riau yang  berdekatan dengan negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura, menjadi perhatian khusus dari pemerintah pusat. Dalam hal ini pemerintah pusat menargetkan Riau bisa menjadi pengekspor tanaman organik untuk dua negara tersebut, salah satunya adalah jagung.

Target itu dinilai tepat, mengingat kedua negara itu bisa ditempuh dalam waktu hitungan jam, baik melalui jalur udara mau pun laut. Ditambah lagi dengan lahan di Riau yang masih luas sehingga bisa dimaksimalkan untuk menanam berbagai tanaman organik.

Sebagai langkah awalnya, Kementerian Pertanian menyiapkan lahan seluas 100 ribu hektare, untuk tanaman padi di wilayah Provinsi Riau. Termasuk di dalammya penyediaan lahan seluas 10 ribu hektare untuk penanaman jagung.

Hal itu disampaikan langsung Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, usai menghadiri panen raya padi di Desa Sungai Upih, Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan, Jumat (18/2).

Selain memanen padi di Pelalawan, Menteri juga melakukan tanam perdana tumpang sari jagung dan kelapa sawit di Desa Sei Galuh, Lahan PTPB V Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar.

"Kita dorong bagaimana meningkatkan pertanian organik yang ada di perbatasan dan bagaimana kita menyuplai ke negara tetangga seperti Singapura, yang
penduduknya mencapai lima juta orang. Begitu juga Malaysia," ujar Menteri.

Lebih lanjut, Menteri Amran menjelaskan, selama ini kedua negara tersebut mengimpor hasil pertanian dari negara yang lokasinya jauh dari Singapura dan Malaysia. Kondisi ini dinilai sebagai sebuah peluang besar bagi Indonesia. Karena pemerintah akan berupaya bagaimana agar kedua negara tersebut beralih mengimpor ke Indonesia.

"Mereka itu impor jagung dari Vietnam dan Pakistan. Itu mereka 1,5 juta ton per tahunnya, kita harus rebut dalam waktu singkat. Anggarannya kita siapkan dari pusat untuk Riau," tambahnya.

Tanam Jagung
Dalam kesempatan itu, Menteri juga memberikan masukan kepada masyarakat dan perusahaan perkebunan sawit. Salah satunya, Menteri mendorong supaya bisa memanfaatkan lahan kosong yang ada di sekitar kebun sawit, ditanami dengan jagung. Selama ini, lahan tersebut masih dibiarkan begitu saja dan ditumbuhi rumput dan semak belukar.

"Selanjutnya integrasi sawit dan jagung, yang biasanya ditumbuhi rumput sekarang bisa panen jagung. Artinya apa, satu tempat bisa memproduksi dua penghasilan, jagung dan sawit," jelasnya.

Menteri Amran juga menyorot perkembangan Kabupaten Pelalawan, yang dinilainya telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Khususnya terkait pengentasan kemiskinan.
Dikatakan, beberapa tahun lalu, angka kemiskinan di Pelalawan mencapai 60 persen. Namun sejak adanya swasembada pangan dengan banyaknya petani yang dikembangkan, angka itu sudah berkurang jauh.
"Ini sangat menarik sekali, kemiskinan yang semula 60 persen kini tinggal 10 persen," katanya.

Menurutnya, kucuran dana yang diberikan pemerintah pusat kepada Riau dalam meningkatkan pertanian, mencapai ratusan miliar. Bantuan langsung seluas 50 ribu hektare saja mencapai Rp100 miliar.

"Belum lagi yang reguler, bantuan traktor saja tadi, kami membantu 20 traktor, kurang lebih Rp10 miliar. Itu perintah dari Bapak Presiden, membangun dari pinggiran, prioritaskan di pinggiran, sehingga terjadi pemerataan," tambahnya.

Sementara itu, Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, mendukung penuh apa yang telah diwacanakan pemerintah pusat tersebut. Pihaknya optimis, rencana untuk mengekspor pangan dari Pelalawan akan segera terwujud. Karena sudah ada salah satu perusahaan yang bersedia untuk membantu ke luar negri.

"Yang di Pelalawan sudah ada yang mau ekspor keluar negeri, walaupun hanya di negara tetangga. Untuk meningkatkan potensi yang ada di Pelalawan potensinya sangat besar sekali. Jadi ada rencana akan diperbesar area ini, Pak Menteri mengatakan kalau dapat 100 ribue hektar tanam jagung," jelas Gubri.

Selain itu, lahan-lahan yang selama ini diganggu-ganggu oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dengan membuka lahan sawit, atau ipen akses akan diambil alih langsung oleh Pemprov. Karena lahan tersebut merupakan lahan Pemerintah, di mana nantinya akan ditanami jagung, dan yang lainnya.

"Jadi lahan open akses yang selama ini diganggu orang, kita ambil. Kita tanami jagung. Nanti soal bibit dan pemasaran pihak Kementerian tentu akan membantunya," kata Gubri.

Pangdam I Bukit Barisan, Mayjen TNI, Lodewyk Pusung, yang juga ikut bersama Menetri dan Gubernur ke Pelalawan, menyambut baik rencana tersebut.

"Kalau rencana ini sudah dijalankan, saya jamin tahun ini tidak ada kebakaran lahan lagi kalau ditanam jagung. Tidak mungkin kan orang membakar lahan yang sudah ditanami," ujarnya. (nur)