Bupati Kesal Banyak Sapi Mati Mendadak

Bupati Kesal Banyak Sapi Mati Mendadak
SIAK (RIAUMANDIRI.co) - Bupati Siak H Syamsuar dibuat geram akibat banyak sapi bali di wilayah setempat mati secara mendadak, karena terjangkit virus jembrana atau parasit darah dan merugikan banyak peternak atau masyarakat setempat. "Kalau sapi bali gampang kena penyakit, ganti saja dengan sapi jenis lain. Yang tidak mudah terserang penyakit, tentu tidak akan merugikan kelompok ternak dan masyarakat," ketus Bupati Siak Syamsuar, kemarin.
 
Dia mengatakan, bahkan jika perlu, kalau sapi bali gampang terserang virus ataupun penyakit, ganti saja dengan sapi jenis lain yang punya ketahanan tubuh dan tidak mudah tertular. Dia menegaskan, dinas terkait harus segera menindaklanjuti dan menyelesaikan persoalan tersebut sehingga tidak mempengaruhi dan mengurangi angka popoluasi dan produksi daging di Kabupaten Siak.
 
Sebelumnya, Kepala Bidang Produksi dan Pengembangan Ternak Dinas Peternakan dan Perikanan Muhammad Wahidudin telah mengatakan bahwa Kabupaten Siak dinyatakan sebagai daerah tertular virus Jembrana pada november 2013 oleh Direktorat  Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian.
 
"Pada akhir November 2013, Siak sudah dinyatakan sebagai daerah tertular virus Jembrana oleh Kementan. Bahkan beberapa kabupaten Riau sudah lebih dahulu tertular," kata Muhammad wahiduddin.
 
Dia mengatakan, pihaknya sudah melakukan beberapa upaya yang sifatnya berupa pencegahan virus ke sapi bali lainnya dengan cara vaksinasi. Sementara itu Giatno selaku Kepala Bidang Pengawasan dan Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Siak menyampaikan bahwa selama periode akhir Oktober 2016 hingga pertengahan Januari 2017 sedikitnya sudah 190 ekor sapi bali di wilayah setempat mati akibat virus jembrana ini.
 
Dia katakan, berdasarkan penelitian para ahli di Universitas Gajah Mada, vaksinasi hanya dapat menyembuhkan 30 persen antibodi sapi yang dinyatakan positif tertular virus jembrana. Virus ini diperkirakan penyebarannya ditularkan oleh serangga penghisap darah seperti lalat (lalat tapis) caplak dan nyamuk ke sapi bali lainnya. Meskipun tidak menular dan berbahaya bagi manusia, namun akan marugikan masyarakat atau peternak setempat.(ant/ara)