SATE KAMBING MBAH MARGO Sate Paling Kondang di Kulon Progo

SATE KAMBING MBAH MARGO Sate Paling Kondang di Kulon Progo

RIAUMANDIRI.co  - Siang itu, ketika YogYES mampir ke Warung Sate Mbah Margo, beberapa mobil dan motor parkir silih berganti. Dua orang karyawan sibuk mengiris dadu daging kambing segar dan menusukannya di jeruji-jeruji besi, kemudian membakarnya di atas bara. Aroma daging bakarnya menggugah selera. Sementara itu, seorang wanita sepuh berpakaian Jawa terlihat sedang duduk bercakap-cakap dengan seorang laki-laki berbadan besar di kursi depan warung. Beliaulah Mbah Margo, si pemilik warung sate paling kondang di Kulon Progo.



Sate Kambing Mbah Margo usianya hampir sama dengan usia Republik Indonesia. Di sini, Mbah Margo tidak hanya menjual sate, melainkan beberapa olahan daging kambing lainnya seperti tongseng, gule dan tengkleng. Meskipun terlihat sederhana, warung sate yang sekaligus rumah tinggal Mbah Margo ini memiliki pelaggan tetap yang berasal dari semua kalangan, dari rakyat biasa sampai para pejabat.



Sambil menunggu pesanan datang, YogYES mencoba berbincang sejenak bersama beliau yang tengah duduk di "singgasananya". Mbah Margo memang selalu senang bercerita bersama para pelanggan satenya, sembari menunggu pesanan mereka selesai dibuat. Dengan suara lirihnya beliau bercerita bahwa dulu sebelum usahanya sukses seperti ini, beliau dan suami harus berjalan keliling kampung untuk berjualan demi menghidupi lima anaknya. Bertahun-tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1965 pasangan ini berhasil mendirikan warung sate di rumah yang saat itu masih rumah sewaan. Usaha ini pun terus berkembang hingga seperti sekarang ini.



Aroma harum daging menyela perbincangan kami. Sepiring sate kambing dan tongseng serta sebakul nasi putih pulen tersaji di meja. Mbah Margo mempersilakan YogYES menikmati sajian khas di warungnya tersebut. Berbeda dengan warung sate kebanyakan, sate di sini disajikan tanpa tusuknya. Daging-daging kambing tersebut sengaja dilepas dari tusuknya ketika dihidangkan sehingga mudah dinikmati.



Cita rasa daging kambing yang nikmat tanpa bumbu berlebihan sukses menggoyang lidah. Jika diperhatikan, sate kambing ini dibakar mirip dengan sate klathak khas Imogiri, dengan jeruji besi. Namun, di sini, sate ini disiram dengan kuah kecap dan disajikan lengkap dengan irisan kubis serta bawang merah yang tak kalah nikmatnya.



Usai menikmati sate, saatnya untuk mencicipi tongsengnya. Racikan bumbu tongseng ini terasa berbeda sejak suapan pertama. Nikmatnya daging kambing lembut dipadukan dengan kuah tongseng yang kental namun tetap segar terasa begitu nendang di mulut. Manis dan gurihnya pas, sehingga YogYES tak bisa berhenti hingga suapan terakhir. Hari beranjak sore, sate dan tongseng telah menyesaki perut. Segelas jeruk nipis hangat pun menjadi penutup yang sempurna.(yc/lan)