Guru Belum Terima Insentif

Guru Belum Terima Insentif

 

BENGKALIS (HR)-Para guru di Kabupaten Bengkalis resah karena sampai saat ini mereka belum menerima insentif. Padahal, sebagian besar mereka menggantungkan hidupnya dari insentif, karena gaji sudah dipergunakan membayar hutang.
“Insentif Oktober kami belum terima lagi. Sekarang sudah masuk pula bulan Desember. Tak biasanya terlambat bayar,” ujar salah seorang guru SMA A Munir, Kamis (11/12). Dikatakan, dengan keterlambatan pembayaran insentif tersebut, dirinya dan mungkin sebagian besar guru di Bengkalis merasa risau. Apalagi berkembang isu kalau keterlambatan tersebut terjadi lantaran anggaran untuk pembayaran insentif guru sudah habis.
“Tolong minta bantu tanyakan ke Dinas Pendidikan, apa betul isu tersebut. Soalnya kami tak habis pikir juga, macam mana anggaran insentif habis. Apa mungkin dananya dipakai untuk membayar yang lain,” ujar Munir yang bertugas di SMAN 3 Bengkalis.
Hal senada diungkapkan Siti, yang berprofesi sebagai guru SD. Sejak keterlambatan pembayaran insentif, dirinya terpaksa mengencangkan ikat pinggang memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Terpaksa, karena SK sudah saya untuk buat rumah. Kalau terima (gaji,red) pun tinggal sikit. Insentif inilah yang jadi tumpuan untuk membantu belanja kebutuhan sehari-hari. Sekarang terlambat pula pening jadinya,” keluh Siti.
Sementara itu, Kadis Pendidikan Bengkalis saat dikonfirmasi melalui Sekretaris Disdik HM Nor Alamsyah, mengatakan memang saat ini terjadi keterlambatan bayar insentif terhadap guru-guru. Keterlambatan tersebut terjadi lantaran anggaran untuk pembayaran insentif kurang. Namun, Alamsyah, menegaskan kekurangan tersebut bukan lantaran dananya dipakai untuk kegiatan lain. “Kalau ada isu seperti itu sama sekali tidak benar,” katanya.
Perihal pembayaran insentif tak mencukupi, ia mengatakan, hal itu dikarenakan adanya guru-guru yang golongannya naik sehingga insentifnya pun ikut naik. “Saya tak hafal berapa orang yang naik golongan, tapi memang besarnya insentif berdasarkan golongan. Kalau golongan naik, sementara anggarannya tetap maka tentu dana yang ada tak cukup lagi,” katanya.
Ditegaskan, memang sulit diprediksi berapa jumlah guru yang golongannya naik, sehingga anggaran untuk pembayaran insentif bisa dibesarkan. Antisipasi untuk itu biasanya dilakukan dengan melakukan penyesuaian di APBD perubahan. “Seperti kita ketahui, untuk tahun 2014 tidak ada APBD perubahan. Sehingga kekurangan dana yang ada tidak bisa kita tutup,” ujarnya.
Saat ini pihaknya sedang mencarikan solusi terkait dengan kekurangan dana untuk pembayaran insentif tersebut. “Kalau tahun in tidak bisa kita bayarkan, maka akan kita anggarkan pada tahun 2015 mendatang,” ujarnya. (man)