Pemkab Diminta Selesaikan dengan Pelaku Sejarah

Pemkab Diminta Selesaikan dengan Pelaku Sejarah

SIAK (riaumandiri.co)-Perselisihan antara dua kelompok tani dalam pembagian kebun kelapa sawit Siak II terus berlangsung. Hingga kini, pembagian Calon Petani Calon Lahan (CPCL) masih dalam konflik.

Meski dalam pertemuan bulan lalu ditetapkan nama 351 CPCL, namun beberapa pihak mempertanyakan alasan mengelembungnya nama CPCL dan menginginkan pembagian sesuai SK pertama yakni 167 CPCL.

Membahas perselisihan ini, Pemerintah Kabupaten Siak menggelar pertemuan, di Kantor Bupati Siak, Senin (16/1). Rapat dipimpin Asisten I Stdakab Siak Fauzi Asni didampingi Asisten II Jamaludin, dihadiri Kapolsek Siak Kompol Abdul Rahman, Kabag Tapem Budi L Yuono, Camat Siak Wan Saiful Efendi, Direktur PT. Persi Siak Husni Mirza, serta pengurus dari dua kubu kelompok tani, kelompok Ramadhan dan kelompok Toyo.

Meski dalam pertemuan ini setiap anggota kelompok dan para mantan Kepala Desa dan Camat diberi kesempatan bicara, namun apa yang disampaikan hanya sebatas adu argumen, antara kelompok yang sepaham dengan pembagian 351 CPCL, dan kelompok yang teguh pendiarian 167 CPCL.

Melihat pertemuan tidak menemukan titk terang, seorang warga Djoko Tegas meminta Pemda Siak menghadirkan para pelaku sejarah yang menyelenggarakan program pembangunan Kebun Siak II, diantaranya dua mantan Kepala Dinas Kehutanan, beberapa nama Kabid Dinas Kehutanan, serta pengurus kelompok tani pengagas program pemerintah untuk mengenaskan kemiskinan ini.

"Kalau hanya dialog seperti ini, saya rasa tidak akan ada titik temu. Ini bukan hanya persoalan CPCL, namun bisa berkaitan dengan hukum, maka sebaiknya Pemerintah membuat pertemuan dengan Mantan Kepala Dinas Kehutanan, pak Amin, Pak Teten, dan Kabidnya, mereka lebih tau sejarah. Jika pembagian CPCL melenceng dari 167, membengkak menjadi 351 tidak ada dasarnya, nanti bisa menjadi permasalahan hukum, pasti ada yang mempertanyakan kenapa bisa menggelembung?," usul Djoko Tegas.

Usulan itu langsung disambut oleh Fauzi Asni, ia langsung meminta Djoko Tegas menyebutkan nama-nama pelaku sejarah yang seharusnya dimintai bantuan untuk meluruskan perselisihan ini.
"Baik, kami akan mengundang mereka buat pertemuan kecil untuk membahas masalah ini," terang Fauzi Asni.
Sekitar pukul 12.15 Wib Fauzi Asni menghentikan rapat, pertemuan dilanjutkan Pukul 14.00 WIB, namun pada pertemuan lanjutan hanya melibatkan perwakilan kelompok tani. "Pertemuan sore nanti (kemaren, red), hanya menjelaskan kenapa bisa ada penambahan nama CPCL, untuk itu cukup perwakilan saja, dari kelompok Ramadhan 3 orang, dan kelompok Toyo 3 orang, namun informasinyabisa sampai ke semua anggota," terang Fauzi Asni.