Oleh : SUMARNI

Pemecahan Masalah Pembelajaran Biologi

Pemecahan Masalah Pembelajaran Biologi

Kemampuan memecahkan masalah, yang banyak memberdayakan berpikir reflektif, kritis, dan analitis, dituntut dimiliki para siswa SMA di era pengetahuan.Kemampuan-kemampuan ini diyakini mampu membantu siswa membuat keputusan yang tepat, cermat, sistematis, logis, dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang.

Namun demikian, kemampuan ini belum berkembang di kalangan siswa SMA. Belum adanya model atau contoh riil kegiatan pemecahan masalah dalam pembelajaran biologi, merupakan alasan dan faktor penyebab masih sulitnya pengimplementasian kegiatan tersebut dalam pembelajaran. Oleh karenanya, menjadi sangat urgen menghadirkan contoh atau model pemecahan masalah untuk pembelajaran biologi di SMA. Kata kunci: pemecahan masalah, biologi SMA.

Kemampuan memecahkan masalah dipandang perlu dimiliki siswa, terutama siswa SMA, karena kemampuan-kemampuan ini dapat membantu siswa membuat keputusan yang tepat, cermat, sistematis, logis, dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang. Sebaliknya, kurangnya kemampuan-kemampuan ini mengakibatkan siswa pada kebiasaan melakukan berbagai kegiatan tanpa mengetahui tujuan dan alasan melakukannya. Perlunya siswa SMA mempunyai kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pemecahan masalah, secara eksplisit telah dirumuskan dalam Permen 22, tahun 2006 tentang Standar Isi  KTSP untuk matapelajaran biologi SMA-MA (Depdiknas, 2006):

Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis,  induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidang matematika, fisika, kimia, dan pengetahuan pendukung lainnya. Dalam pandangan pemikir pendidikan internasionalpun, memecahkan masalah itu dipandang urgen bagi para lulusan SMA pada abad pengetahuan (abad ke-21). Kemampuan memecahkan masalah sebagai bagian dari tujuh  jenis keterampilan yang dituntut untuk dijadikan student’s learning outcome di sekolah-sekolah lanjutan, pada abad pengetahuan.

Para ahli pendidikan dari Yosemite 2 Community College District (YCCD) dari Mesa College juga menegaskan bahwa untuk abad pengetahuan, hasil belajar (student learning outcome) yang dituntut mulai disiapkan di sekolah menengah mencakup kemampuan pemecahan masalah, keterampilan berkomunikasi global, keterampilan IT, dan kemampuan soft skill lainnya.

Contoh high order and critical thinking skill adalah memecahkan masalah dan kemampuan metakognitif. Meskipun dirasa perlunya pengembangan kemampuan memecahkan masalah bagi siswa SMA kendati Pengimplementasian pembelajaran yang mengakomodasi kegiatan pemecahan masalah masih sulit dilakukan. Hasil penelitian memberikan informasi bahwa sekolah, guru, dan juga siswa belum siap untuk pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan pemecahan masalah.

Belum ada model, contoh, dan perangkat pembelajaran yang relevan, apalagi bukti efektivitasnya terhadap hasil belajar siswa merupakan alasan dan faktor penyebab masih sulitnya pengimplementasian kegiatan tersebut dalam pembelajaran, termasuk pada matapelajaran biologi. Merupakan tantangan dan sekaligus peluang besar untuk dilakukan, adalah pemberian contoh atau model pemecahan masalah dalam pembelajaran, khususnya pada matapelajaran biologi di SMA.

Perlu disadari bahwa di dalam hidup selalu diliputi berbagai masalah baik masalah yang datang dari diri kita maupun dari luar kita. Memecahkan masalah yang ada, merupakan keputusan yang tepat untuk dapat hidup dengan lebih bermakna. Manakala sekolah dipandang sebagai laboratorium masyarakat, maka menjadi urgen siswa dilatih untuk mengenali permasalahan sampai dengan melakukan pemecahan atas permasalahan-permasalahan, terkait dengan tingkat perkembangan mental, jenjang pendidikan, serta matapelajaran atau bidang ilmu yang dipelajarinya.

Secara umum, pemecahan masalah didefinisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan. Salah satu bagian dari proses pemecahan masalah adalah pengambilan keputusan (decision making), yang didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia. Pengambilan keputusan yang tidak tepat, akan mempengaruhi kualitas hasil dari pemecahan masalah yang dilakukan. Masalah itu sendiri didefinisikan sebagai keadaan yang tidak sesuai dengan harapan yang kita inginkan.

Memecahkan masalah juga merupakan bentuk berpikir. Kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah bukan saja terkait dengan ketepatan solusi yang diperoleh, melainkan kemampuan yang ditunjukkan sejak mengenali masalah, menemukan alternatif-alternatif solusi, memilih salah satu alternatif sebagai solusi, serta mengevaluasi jawaban yang telah diperoleh. Kemampuan problem solving dianggap fungsi intelektual yang paling kompleks (Peng, 2004).

Kemampuan problem solving termasuk keterampilan berpikir dan menalar (thinking and reasoning skill), yang di dalamnya juga tercakup kemampuan metakognitif dan berpikir kritis. Ada banyak langkah pendekatan dari seseorang dalam memecahkan masalah, bergantung tingkat kesulitan masalah, namun urutannya adalah langkah-langkah kreatif yang biasa dilakukan dalam problem solving. Pemecahan masalah yang efektif memerlukan langkah pendekatan yang benar-benar terurut. Keterampilan memecahkan masalah bukan seperti keterampilan pesulap mengeluarkan merpati dari telapak tangan yang semula terlihat kosong, sebuah gerakan-gerakan tipu, melainkan kemampuan yang benar-benar logis dan empiris, yang sering memerlukan sejumlah waktu.

Ada beberapa langkah-langkah spesial, yang secara heuristic (jembatan keledainya) dikenal dengan DENT, Define (menemukenali problem dengan cermat), Explore (menemukan sebanyak mungkin alternatif solusi), Narrow, (memilih salah satu alternatif solusi), Test Your Solution (menguji solusi melalui pengumpulan data empiris). Langkah-langkah ini jika diterapkan dengan benar maka diyakini akan meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang ada pada mata pelajaran Biologi secara umum dan memudahkan untuk menjelaskan deskripsi masalah serta meningkatkan kemampuan menganalisis penyebab dan mengenali serta  menemukan alternatif solusi
Pemecahan masalah secara analitis dengan mendefinisikan masalah, membuat atau menemukan alternatif pemecahan masalah serta mengevaluasi alternatif-alternatif pemecahan masalah dapat diterapkan pada siswa SMA sehingga mereka mendapatkan solusi dan rencana tindak lanjut. Disamping itu siswa juga dilatih untuk mengidentifikasi masalah dan memecahkannya ini, siswa terlatih untuk dapat menemukan keterampilan-keterampilan metakognisi atau keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Guru Mata Pelajaran Biologi SMAN 2 Bengkalis - Riau