Ketersediaan Sumber Air Minim

Kebakaran di Teluk Meranti akan Berlangsung Lama

Kebakaran di Teluk Meranti akan Berlangsung Lama

Teluk Meranti (HR)-Kebakaran lahan perkebunan sawit warga di Kecamatan Teluk Meranti dikatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pelalawan bisa memakan waktu cukup lama.

Hal ini dipicu, selain luasnya lahan yang terbakar ditambah minimnya sumber air di lokasi yang menyebabkan tim pemadam dari BPBD kesulitan madamkan api dengan cepat.

"Mereka pesimis kalau tidak ada hujan, kebakaran yang terjadi sejak, Rabu (18/2) kemarin bisa padam dalam waktu dekat. Karena api terus membesar maka diprediksikan kalau kondisi seperti yang dialami sekarang, api kemungkinan baru bisa dipadamkan seminggu ke depan," jelas Kepala BPBD Pelalawan Abubakar FE, Kamis (19/2).

Dijelaskannya, yang terbakar itu lahannya ratusan hektare. Kebun sawit masyarakat juga lahan kosong. Tapi saat ini, TIM konsentrasi memadamkan api yang membakar kebun sawit masyarakat saja.

"Kalau lahan kosong jaraknya ratusan meter sementara air untuk memadamkan tak ada di daerah sekitar itu," terangnya lagi.
Abu Bakar yang mengaku masih berada di lokasi kejadian menjelaskan, sampai saat ini masih terus bekerja melakukan upaya pemadaman di lokasi titik api yang berada di Kecamatan Teluk Meranti.

 Namun sejauh ini, pihaknya masih belum bisa memastikan secara detail berapa luas lahan yang terbakar ini.

"Kita belum bisa memastikan secara pasti berapa luas lahan yang terbakar. Namun kemungkinan besar ratusan hektare, karena selian kebun sawit masyarakat juga lahan kosong ikut terbakar," katanya.

Disinggung soal kendala yang terjadi, Abubakar menjawab, kendala terjadi karena minimnya air sehingga pemadaman menjadi agak sulit diatasi.

Apalagi, untuk lahan yang kosong itu jaraknya ratusan meter dan air tak menjangkau sampai ke daerah situ. Hingga pada akhirnya, pihaknya hanya konsentrasi sementara ini untuk memadamkan perkebunan sawit masyarakat saja.

"Jadi saat ini kami konsentrasi untuk memadamkan api ke kebun masyarakat saja. Kendala air kurang sehingga kami tak bisa berbuat banyak," kata Abubakar seraya menyebutkan bahwa di Pulau Muda juga terjadi Karhutla.***