Datuk Setia Amanah Diminta Akhiri Dualisme Batin Sengeri Pemangku Adat Petalangan

Datuk Setia Amanah Diminta Akhiri Dualisme Batin Sengeri Pemangku Adat Petalangan
Pangkalan Kuras (RIAUMANDIRI.co) - Munculnya dualisme Pemangku Adat Petalangan dalam wilayah Pucuk Adat Ulayat Batin Sengeri yang masuk dalam wilayah adat melayu petalangan saat ini, ternyata terus menuai polemik. Kondisi ini juga membingungkan anak kemanakan.
 
Dua Batin yang mengaku ketua adat dalam kawasan Batin Sengeri tersebut adalah Abu Nawar Bin Ibrahim dan H.Samsari AS. Tak ingin polemik terus berlanjut, anak kemanakan perbatinan Sengeri mengharapkan Datuk Setia Amanah selaku Payung Panji Adat Kabupaten Pelalawan bisa mengatasi masalah dualisme perbatinan tersebut. 
 
Perlu diketahui, dalam warkah Batin Sengeri yang diemban oleh Abu Nawar Bin Ibrahim ini telah disahkan oleh anak kemenakan tahun 2013, diwarkahi oleh Datuk Engku Raja Lela Putera atas nama Wan Nasrun dari Pemangku Adat Kerajaan Pelalawan serta diketahui oleh Bupati Pelalawan selaku Datuk Setia Amanah Payung Panji Adat Kabupaten Petalangan, HM Harris,  kemudian Sultan Pelalawan Assyaidis Syarif Kamaruddin Haroen, Tengku Besar Pelalawan H Tengku Kamaruddin Haroen. 
 
Begitu pula, dalam warkah Batin Sengeri versi Samsari AS, mengaku telah dikukuhkan oleh Lembaga Adat Petalangan (LAP) pada 27 April 2015, yang dibubuhkan tanda tangan pengurus LAP, Ketua Umun LAP Mukhtarius, Sekretaris Umum LAP Nasarudin, yang disaksikan dan turut membubuhkan tandatangan Bupati Pelalawan, HM Harris, Ketua DPRD Pelalawan, Nasarudin, Camat Pangkalan Kuras, Edwardo, dan Pembina Adat Petalangan Drs M Yunus Syam.
 
Di tatanan Anak Kemenakan Kawasan Batin Sengeri menimbulkan kebingungan. Pasalnya, di dalam kawasan Pebatinan harus  dijabat oleh seorang Batin‎ yang pastinya didukung oleh anak kemanakan pebatinan Sengeri.
 
Sementara itu, Mahmud,  dalam kawasan Batin Sengeri mengemban gelar Tungkat Batin Sengeri Pengulu Mudo Dundangan menyebutkan, dualisme dalam Pebatinan masing-masing pihak saling klaim dengan mengantongi legalitasnya (warkah pengukuhan) dan kalau masalah ini dibiarkan dan tidak diselesaikan maka diprediksi akan semakin meruncing. Akibat kekisruhan ini tentunya yang merasa dirugikan adalah anak kemenakan. Sebab itu, Mahmud  meminta ketegasan dari Ketua Umum Lembaga Adat Petalangan (LAP) dan Datuk Setia Amanah Pucuk Payung Panji Adat Pelalawan untuk menengahi dan menyelesaikan persoalan ini.
 
Ulasan selengkapnya di Koran Haluan Riau edisi 30 Desember 2016
 
Reporter: Pendi
Editor: Nandra F Piliang