Pernyataan Kajari

Kadisdik: Kontraktornya Sudah Di-blacklist

Kadisdik: Kontraktornya Sudah Di-blacklist

RENGAT(HR)-Kepala Kejaksaaan Negeri Rengat menyatakan adanya indikasi korupsi, kolusi dan nepotisme yang terjadi dalam pembangunan empat sekolah di kota Rengat, termasuk pembangunan sarana pendidikan lain, seperti pembangunan kantor perpustakaan dan arsip daerah serta pembangunan auditorium SMA 1 Rengat.

"Kami sudah blacklist kontraktor pelaksananya karena memang mereka melakukan wan prestasi dalam pembangunan sekolah tersebut, karena secara adminsitrasi dan fisik bangunan tidak sesuai dengan kontrak yang sudah ditandatangani," tegas Kadisdik Inhu Ujang Sudrajat.

Dijelaskan Ujang, dari kenyataan yang ada hanya pembangunan SD 018 dan SD 025 saja yang tak sesuai kontrak pelaksanaan. Sementara pembangunan TK Pertiwi dan SD 007 yang terletak di jalan Bupati Tulus Rengat, keduanya sesuai kontrak.

Menurutnya, pembangunan SD 18 baru terlaksana 12,5 persen, sementara SD 025 baru terlaksana 27 persen. Sementara dua sekolah lagi secara administrasi dan fisik, hanya sampai tegak payug dan sudah dilaksanakan 100 persen.

Diungkapkan, tahun ini keempat sekolah tersebut kembali dianggarkan dan akan dilaksanakan pemba-ngunannya hingga selesai. Ia menyayangkan pembangunan SD 018 dan SD 025 tak selesai, karena seharusnya sekolah tersebut sudah ditempati.

Sementara itu, anggota komisi IV DPRD Inhu Arif Ramli, menyayangkan tak selesainya pembangunan tersebut, sehingga siswa harus terus menumpang di sekolah lain. "Ini sangat merugikan bagi siswa, karena setahu saya bangunan tersebut harus sudah selesai pada satu tahun anggaran," tegasnya.

Ia berharap, pembangunan sekolah tersebut dapat dilaksanakan secepatnya, karena meskipun siswa bisa belajar menumpang ke sekolah lain tak akan maksimal. Diharapkan, Juni sudah selesai dilaksanakan, sehingga tahun ajaran baru bisa ditempati.

"Jangan lagi ada siswa yang lulus saat mereka berada di pengungsian, karena walau bagaimanapun hasil yang diraih tidak akn maksimal, dibandingkan saat mereka belajar di sekolah mereka sendiri, karena sekolah di tempat lain pasti ada gangguan, minimal jadwal belajar mereka," tambahnya. (adv/humas)