Pembahasan APBD-P Riau 2016

Dewan Kecolongan, Banyak Kegiatan Hanya Seremonial

Dewan Kecolongan, Banyak Kegiatan Hanya Seremonial

PEKANBARU (riaumadiri.co)–DPRD Riau mengaku kecolongan dalam pembahasan APBD Perubahan Riau tahun 2016. Pasalnya, banyak anggaran yang ditujukan hanya untuk kegiatan yang bersifat seremonial. Khususnya di akhir tahun.

Selain itu, Dewan menduga, kegiatan di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKDP) di lingkungan Pemprov Riau, sengaja ditumpuk pada akhir tahun.

Hal ini dikatakan anggota Komisi E DPRD Riau, Muhammad Adil, Selasa (29/11).

Meski demikian, Adil meyakni pihaknya sudah membersihkan kegiatan APBD 2016 dengan banyaknya kegiatan seremonial di akhir tahun.
Namun ia tak menampik, ada kemungkinan kegiatan-kegiatan tersebut masuk lagi dalam APBD Perubahan tahun 2016.

"Kalau dalam APBD 2016, itu sudah kami minimalisir kegiatan seremonial, untuk mitra kerja kami di Komisi E (DPRD Riau). Misalnya Dinas Pendidikan, dan lainnya. Berkemungkinan dimasukkan Pemprov lagi dalam APBD P 2016. Kalau iya, berarti kami kecolongan," akunya.

Dikatakan Adil, banyaknya kegiatan seminar, pelatihan, dan kegiatan seremonial yang membludak jelang akhir tahun ini, tidak akan membuat sistem pendidikan di Riau semakin maju dan tidak akan mencerdaskan para peserta didik.

Justru menurut Adil alangkah baiknya kegiatan dialihkan untuk kegiatan yang benar-benar berguna dan dibutuhkan pelajar, sehingga pendidikan didapatkan secara merata dan sama di seluruh daerah di Riau, tanpa ada yang dibeda-bedakan, baik yang di daerah pinggiran atau tertinggal atau pun yang ada di kota.

"Pelatihan dan kegiatan seremonial di akhir tahun tidak akan membuat pendidikan di Riau semakin maju. Malah itu kesannya bagaimana anggaran pendidikan bisa banyak dihabiskan," terang Politisi Partai Hati Nurani Rakyat tersebut.

Ditambahkannya, di Riau seperti sudah menjadi kebiasaan menghabiskan anggaran di akhir tahun dengan berbagai kegiatan-kegiatan seremonial. Tidak hanya di dinas pendidikan, tapi menurutnya merata di seluruh dinas, badan, dan lainnya.

"Memang kebiasaannya menghabiskan anggaran di akhir tahun. Boleh dikatakan semua SOTK seperti itu," tukasnya.

"kita berharap jangan seperti ini lagi ke depannya. Kalau urgen tak apa. Tapi mengapa pula harus dilakukan pada akhir tahun sekaligus. Kan kesannya hanya untuk menghabiskan anggaran saja," sambungnya menegaskan. (dod)