Peningkatan Mutu Olahraga dalam Rangka PON

Peningkatan Mutu Olahraga dalam Rangka PON
PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co) - Tidak hanya pembangunan di bidang fisik serta sarana dan prasarana saja, Pemerintah Provinsi Riau juga tidak kalah giat melakukan pembangunan di bidang-bidang lain, termasuk olahraga. Apalagi pada PON (Pekan Olahraga Nasional) tahun 2012 silam, yang dipusatkan di Provinsi Riau, kontingen Lancang Kuning berhasil menduduki peringkat ke-6 dari 33 provinsi peserta se-Indonesia dengan merebut 43 medali emas, 39 perak, dan 51 perunggu.
 
Genderang "perang" PON sudah mulai ditabuh, di mana kali ini dipusatkan di Provinsi Jawa Barat, bagi Provinsi Riau iven olahraga tingkat nasional kali ini merupakan sebuah pertaruhan yang amat berharga. Kalau seandainya Riau setidaknya berhasil menduduki prestasi yang diraih pada tahun 2012 lalu, apalagi sampai naik peringkat, maka kedigjayaan Riau di bidang olahraga tidak akan dicap hanya sebagai "jago kandang" saja.
 
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman punya keyakinan atlet Riau pada Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-19 di Jawa Barat akan meraih sukses dan berprestasi sesuai dengan target dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). "Kalau melihat hitung-hitungan dari KONI dan cabang olahraga seluruhnya, Insya Allah kita dapat 10 besar," kata Andi Rahman, sapaan akrab Gubernur Riau.
 
Andi Rahman mengatakan, tentunya masyarakat berharap para atlet Riau dapat mempertahankan prestasi PON 2012 yaitu berada pada peringkat enam, dan paling tidak masuk 10 besar nasional. Dia juga berharap, prestasi pada Pekan Olahraga Wilayah (PORWIL) Sumatera kemarin, dimana Riau mendapat juara umum bisa menjadi motivasi bagi para atlet. Kemudian, berbagai ujicoba yang diikuti oleh atlet-atlet Riau, baik Kejuaraan Daerah (Kejurda) maupun Kejuaraan Nasional (Kejurnas) mampu menambah pengalam bagi para atlet untuk berlaga pada PON 2016 di Jawa Barat September ini.
 
Makanya jauh sebelum perhelatan PON dilaksanakan Pemprov Riau melaui KONI pada tahun 2016, pembinaan khusus dilakukan kepada atlet berdasarkan kategori serta pemberian dana khusus, berdasarkan peluang sang atlet untuk meraih medali di PON Jabar. Baik medali emas, perak atau perunggu.
 
Berdasarkan kategori inilah besaran dana pembinaan khusus yang diterima atlet. Namun selain dana pembinaan khusus, ada dana lain yang juga akan didapat para atlet. Besaran dana ini juga berdasarkan kategori tersebut. Sedangkan untuk klasifikasi atlet sudah dilakukan bidang pembinaan prestasi KONI Riau.
 "Dari berbagai persiapan itu yang telah kita lakukan adalah pendekatan pembiayaan dan itu sudah sesuai dengan program yang ada yakni uang pembinaan khusus untuk atlet kita transfer langsung ke rekening atlet," ujar Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Riau Emrizal Pakis, belum lama ini dalam rangka persiapan atlit PON Riau.
 
Untuk meningkatkan mutu olah raga dalam mengikuti PON Bandung Jawa Barat, biaya operasional latihan juga sudah disalurkan dan diberikan tiap bulan kepada para atlit untuk masing-masing cabor yang akan mengikut PON. Tidak hanya biaya operasional, para peserta juga mengikitu TC untuk 35 Cabor untuk mengontrol fisik para atlit.   "Selanjutnya tes kesehatan dan fisik atlet PON juga sudah dilakukan. Lalu Traning Camp (TC) 35 cabor juga sudah berjalan dilapangan," ucap Emrizal.
 
Tak hanya mengikuti serangkaian pembinaan, para atlit juga telah diberikan vitamin dan suplemen. "Vitamin dan suplemen sangat berguna untuk meningkatkan stamina atlet," papar Emrizal.
 
Persiapan atlit juga telah melakukan pembinaan khusus sejak Februari 2016 lalu dan mereka telah diberikan dana pembinaan khusus dalam rangka persiapan PON Bandung Jawa Barat.
 
Melalui Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Riau telah bertekad untuk tidak lagi mempergunakan atlet dari luar daerah untuk memabawa nama harum Riau di ajang nasional, termasuk di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 di Jawa Barat mendatang, karena sejak awal Riau telah melakukan pembinaan kepada para atlit yang menghabiskan dana APBD yang jumlahnya tidak sedikit.
 Ketua KONI Riau, Emrizal Pakis mengaku dalam PON 2016, Riau hanya menggunakan para atlet asli Riau hasil binaan sendiri. "Jadi kita tidak akan menggunakan atlet dari luar," ujarnya.
 
Pembinaan para atlet, tambah Emrizal terus dilakukan sejak jauh hari sebelumnya. "Usai PON 2012 lalu kita telah mencari bibit-bibit olahraga dan melakukan pembinaan-pembinaan terhadap mereka," ungkapnya.
 
Tujuanya agar PON 2016 di Bandung Jawa Barat, Riau tidak perlu mendatangkan atlet dari luar, tapi cukup dengan menggunakan atlet asli Riau. Sebab di Riau sendiri banyak terdapat bibit-bibit olahraga yang potensial untuk dibina dan dikembangkan.
 
Untuk itu sejak awal para atlet Riau telah mendapatkan pembinaan secara intensif di beberapa lembaga pembinaan olahraga, seperti di PPLP, PPLM, dan SMA Olahraga. Selain itu masing-masing cabang olahraga untuk melakukan pembinaan.
 
Pemprov Riau terus melakukan pembinaan atlit untuk mencapai prestasi dan memenuhi target pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX September 2016 di Jawa Barat. Berbagai persiapan yang dilakukan atlet Riau dan Pengurus Provinsi (Pengprov) cabang olahraga (cabor).
 
Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman berjanji akan terus memberikan dukungan maupun doa, Andi berharap kedatangannya langsung ke Jabar dapat membangkitkan semangat 336 atlet Riau yang tengah berjuang mengukir prestasi. Untuk saat ini atlet Riau termasuk 10 besar perolehan medali di PON Bandung Jawa Barat.
 
Maksimal Atlit
 
Untuk merangsang dan memotivasi para atlet, bonus besar dijanjikan bagi yang sukses merebut medali. Meski tidak disebutkan angka pastinya, tapi besaran bonus PON tahun ini nominalnya lebih besar dari PON XVIII Riau pada 2012 lalu. "Bonus bagi peraih medali di PON sudah disiapkan, yang jelas jumlahnya lebih besar dari PON 2012 lalu," ungkap Gubri. Dalam PON XIX di Jabar, Riau memberangkatkan sekitar 500 orang, yang terdiri dari  336 atlet, 95 pelatih. dan rombongan.
 
Tapi, jauh sebelum menuju ajang PON XIX di Jabar itu, serangkaian pembinaan terhadap para atlet daerah ini terus dilakukan dengan intens. Untuk tahun 2016, misalnya, pembinaan khusus dilakukan kepada atlet oleh KONI Riau berdasarkan kategori serta pemberian dana khusus, berdasarkan peluang sang atlet untuk meraih medali di PON Jabar. Baik medali emas, perak atau perunggu.
Berdasarkan kategori inilah besaran dana pembinaan khusus yang diterima atlet. Namun selain dana pembinaan khusus, ada dana lain yang juga akan didapat para atlet. Besaran dana ini juga berdasarkan kategori tersebut. Sedangkan untuk klasifikasi atlet sudah dilakukan bidang pembinaan prestasi KONI Riau.
 
"Dari berbagai persiapan itu yang telah kita lakukan adalah pendekatan pembiayaan dan itu sudah sesuai dengan program yang ada yakni uang pembinaan khusus untuk atlet kita transfer langsung ke rekening atlet," ujar Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Riau Emrizal Pakis, belum lama ini dalam rangka persiapan atlit PON Riau.
 
Pemprov Riau siap mendayagunakan bibit lokal yang ada di daerah sehingga dukungan pendanaan juga telah disiapkan melalui APBD setempat. Bahkan pendanaan juga akan difasilitasinya untuk melibatkan perusahaan maupun pengusaha sebagai bapak angkat di masing-masing cabang olahraga (cabor).
 
Tujuan dari mencondongkan atlet lokal adalah untuk mendidik atlet-atlet potensial daerah guna dicetak menjadi duta olahraga, sehingga ke depan mampu mengharumkan nama daerah di berbagai kejuaraan tingkat nasional, kemudian mengangkat nama Indonesia di laga internasional.
 
Selama ini, kata dia lagi, Pemprov Riau terus mendukung kemajuan olaharga, yakni selain dukungan APBD yang diberikan tiap tahunnya, dan terus melakukan pembibitan dan pembinaan olahraga berprestasi.
 
Karennya, sebelum bertolak ke Jabar, Gubri berpesan kepada  rombongan atlet Riau untuk menjaga nama baik Provinsi Riau. "Selama rombongan di sana jaga selalu marwah melayu yang santun, elok dimanapun berada khususnya saat dipertandingan," ucapnya.
 
Tak lupa Gubri meminta atlet selalu menjunjung sportifitas saat di luar maupun dalam pertandingan. "Karena PON merupakan arena untuk meningkatkan prestasi nasional maupun ditingkat internasional," katanyanya.
 
‎Selanjutnya, katapolitisi partai Golkar ini, para atlet harus menunjukkan semangat dan pengabdiannya selama di pertandingan karena masyarakat Riau telah mengamanahkan kepada para atlet untuk mengukir prestasi. Gubri juga  mengingatkan seluruh komponen yang berangkat ke Jabar agar menunjukkan tim work antara pelatih, atlet dan official.
 
Tingkatkan Mutu dan Motivasi Atlit
 
Peningkatan mutu olahraga di Pekan Olahraga Nasional (PON), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau terus membenahi Sumber Daya Manusia (SDM) atau atlet di masing-masing cabang olahraga. Saat momen Hari Olahraga Nasional (HAORNAS) tahun 2016, Gubernur Riau (Gubri) Arsyadjuliandi Rachman menyampaikan amanat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Imam Narawi mengangkat tagline "Ayo Berolahraga Indonesia Sehat" ini mengajak masyarakat untuk menggelorakan olahraga.
 
"Kita ingin olahraga ini dapat memasyarakatkan masyarakat, dan bisa menciptakan sumber daya manusia yang handal dan sehat. Kalau sudah sehat akan banyak yang dilakukan untuk hal-hal positif meraih prestasi," harap Gubri.  
 
Selain itu bentuk motivasi, Pemprov Riau sejauh ini juga telah banyak memberikan penghargaan dan uang pembinaan sebagai penyemangat atlet dan pelatih untuk terus berprestasi di bidang olahraga.  
 
Sebagai dorongan moral, Gubri juga selalui memberi semangat kepada atlet dengan menghadir iven-iven olahraga tingkat kabupaten/kota di Provinsi Riau. Misalnya saja baru-baru ini Gubri menghadiri acara pelepasan peserta sepak bola di Kecamatan Tandun, Kabupaten Rohul. Kemudian, menghadiri sekaligus memberi semangat kepada atlet yang berjuang di  PON Jawa Barat (Jabar).
 
Disinggung soal bonus bagi atlet berprestasi di PON Jabar, Gubri mengatakan pemerintah pasti akan memberikan. Apalagi para atlet telah berjuang membawa nama baik daerah di kanca nasional.
 
Untuk meningkatkan mutu olah raga dalam mengikuti PON Bandung Jawa Barat, biaya operasional latihan juga sudah disalurkan dan diberikan tiap bulan kepada para atlit untuk masing-masing cabor yang akan mengikut PON. Tidak hanya biaya operasional, para peserta juga mengikitu TC untuk 35 Cabor untuk mengontrol fisik para atlit.
"Selanjutnya tes kesehatan dan fisik atlet PON juga sudah dilakukan. Lalu Traning Camp (TC) 35 cabor juga sudah berjalan dilapangan," ucap Emrizal.
 
Melalui Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Riau telah bertekad untuk tidak lagi mempergunakan atlet dari luar daerah untuk memabawa nama harum Riau di ajang nasional, termasuk di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 di Jawa Barat mendatang, karena sejak awal Riau telah melakukan pembinaan kepada para atlit yang menghabiskan dana APBD yang jumlahnya tidak sedikit.
 
Ketua KONI Riau, Emrizal Pakis mengaku dalam PON 2016, Riau hanya menggunakan para atlet asli Riau hasil binaan sendiri. "Jadi kita tidak akan menggunakan atlet dari luar," ujarnya.
 
Tidak cukup sampai di sana, pemprov melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Riau juga terus berupaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) atau para atlet di masing-masing cabang olahraga. "Kita ingin olahraga ini dapat memasyarakatkan masyarakat, dan bisa menciptakan sumber daya manusia yang handal dan sehat. Kalau sudah sehat akan banyak yang dilakukan untuk hal-hal positif meraih prestasi," harap Gubri.
 
Gubri juga mengharapkan agar atlet-atlet Riau dapat menciptakan sport sains. Dimana seorang atlet tidak hanya mencapai prestasi dengan fisiknya saja, namun bisa mendalami ilmu olahraga yang digelutinya. "Dengan begitu, para atlet bisa menularkan kemampuannya ke lingkungan terdekatnya, seperti keluarga dan masyarakat.  Kalau dia (Atlet) mengusai ilmu cabang renang, hendaknya tularkan dan latih masyarakat. Agar masyarakat bisa membudayakan hidup sehat," ujarnya. (Adv)
 
Editor: Nandra F Piliang