Nelayan Pertanyakan Hasil Labor

Dugaan Pencemaran Limbah Minyak Chevron

Dugaan Pencemaran Limbah Minyak Chevron

RANTAUBAIS (RIAUMANDIRI.co)-Nelayan di Kepenghuluan Rantau Bais, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rohil, mempertanyakan hasil laboratorium Sucofindo Pekanbaru, terkait dugaan limbah minyak di Simpang Pemburu GS milik PT Chevron. Pencemaran itu jadi penyebab ikan mati di perairan sungai dan kanal di daerah itu.
 

"Semenjak Kamis (27/10) kemarin, sampai pada hari ini Selasa (15/10), pihak Bapedalda (Badan Penanggulangan Dampak Lingkungan ) Rohil, belum memberitahu kepada kami apa hasil labor tersebut," kata Juliardi (28) salah seorang nelayan Rantau Bais, Selasa (15/11)


Dia mengatakan, pihak Bapedalda Kabupaten Rohil pernah berjanji akan memberitahukan hasil labortorium itu paling cepat 10 hari kerja atau selambat-lambatnya 14 hari kerja. "Ini sudah hampir 20 hari kerja, tapi hasil labor itu juga belum diberitahu kepada kami," katanya.



Dia mengingatkan, apakah dugaan pencemaran limbah dari GS PT Chevron di Simpang Pemburu dibiarkan saja oleh pihak terkait. "Kalau main diam-diam tentunya, mau tidak mau kami sebagai nelayan akan membuat aksi demo nantinya," tegas Juliardi.


Terpisah, Datuk Penghulu Rantau Bais Al Juflizar mengatakan, bahwa sudah ada beberapa orang nelayan mempertanyakan kepada pihaknya tentang hasil labor tersebut. Namun, karena hal itu ditangani oleh pihak Bapedalda Rohil. Maka, pihaknya terpak sa menunggu keterangan dari Bapedalda. "Kita telah coba mengkonfirmasi ke Bapedalda, tapi belum ada jawaban dari pihak Bapedalda," kata Al Julizar.


Terpisah, Kepala Dinas Bapedalda Rohil, Drs H Sukma Alfalah MSi, melalui Kabid Bapedalda Rohil, M. Nurhidayat SH, dikonfirmasi mengatakan, bahwa pihaknya juga masih menunggu hasil labortorium Sucofindo Pekanbaru. "Nanti kalau sudah ada hasilnya saya kabari ya, dan sekarang beri kami waktu menanyakan hasil labor itu ke Sucofindo," tutup M. Nurhidayat. ***