Puncak Musim Hujan Awal 2017

Puncak Musim Hujan Awal 2017

JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Puncak musim hujan di Indonesia diprediksi akan terjadi pada awal 2017. Warga diminta waspada bencana dampak puncak musim hujan.

"Dalam beberapa pekan ke depan hingga periode awal tahun 2017 sebagian wilayah Indonesia akan memasuki puncak musim hujan. Oleh karena itu, masyarakat diimbau agar waspada dan lebih berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, jalan licin dan lainnya," jelas Kabag Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Harry Tirto. Hal itu disampaikan Harry Tirto dalam keterangan tertulis,  Minggu (13/11/2016).

Sedang di Jabodetabek, berdasar riwayat data klimatologinya, puncak hujan di kawasan Jabodetabek, terutama Jakarta biasanya terjadi antara pertengahan Januari sampai pertengahan Februari 2017.


Selain itu, Harry menambahkan dalam beberapa hari ke depan suplai uap air sebagai pendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Sumatera dan Jawa relatif tinggi.

"Diprakirakan potensi hujan masih terus meningkat dalam seminggu ke depan khususnya di wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, Jabodetabek, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Utara," papar dia.

Besarnya pengaruh lokal dan tingginya pemanasan mengakibatkan periode saat ini hingga akhir November nanti memicu peningkatan intensitas Thunderstorm (hujan badai) yang memungkinkan terjadi petir dan angin kencang.

Sehingga masyarakat diimbau berhati-hati ketika beraktifitas di luar rumah pada sore hari. Selain itu khusus untuk daerah perkotaan dan dataran tinggi agar mengantisipasi hujan lebat dengan durasi singkat yang dapat menyebabkan genangan bahkan banjir bandang.

Semakin meningkatnya kejadian bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah Indonesia seperti banjir bandang di Bandung dan Aceh, tanah longsor di Garut, serta angin kencang di Kalimantan Selatan dalam beberapa hari terakhir dipicu oleh kondisi atmosfer yang sangat labil di wilayah Indonesia.

Kondisi ini dipicu oleh beragam fenomena, dari daerah pertemuan angin hingga dipicu oleh skala atmosfer skala lokal maupun skala yang lebih luas. (dtc, sis)