Sambut HKN Ke-52

Puskesmas Panipahan Adakan Berbagai Lomba

Puskesmas Panipahan Adakan Berbagai Lomba

Palika (RIAUMANDIRI.co) - Dalam rangka menyambut Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 52, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Panipahan, Kecamatan Pasir Limau Kapas (Palika) menggelar berbagai perlombaan diantaranya lomba sikat gigi dan lomba cuci tangan pakai sabun (CTPS). Perlombaan itu dipusatkan di aula Puskesmas Panipahan, Sabtu (5/11) yang diikuti sebanyak 18 sekolah sekecamatan Palika.


Masing-masing sekolah pesertanya terdiri dari dua orang dan didampingi oleh guru pembina atau kepala sekolah (Kepsek). Adapun sekolah yang mengikuti perlombaan itu diantaranya SD Kartini, SD Pertiwi, SD methodist, SDN 001,003, 007,010, 011, MI Mujahidin, MI Alqosimiyah, Isthlahiyah, Al-Adalah, Islamiyah, Al Husin dan sekolah lainnya.


Kepala Puskesmas Panipahan, dr Hj Netty Juliana, Senin (7/11) menjelaskan, untuk perlombaan CTPS juri yang menilai perlombaan adalah Dr Fillia, sementara untuk perlombaan sikat gigi jurinya adalah Drg Rotua. Dimana kegiatan ini tetap dilaksanakan setiap tahunnya dalam rangka menyambut HKN, hal ini dilakukan agar semua pihak bisa ikut merayakannya.



Untuk itu, dengan adanya perlombaan ini tentunya kita berharap agar para siswa memahami apa itu hidup PHBS. Karena kedua perlombaan itu merupakan salah satu dari 10 indikator prilaku hidup bersih dan sehat.


Netty juga menyampaikan pesan pada HKN ke 52 ini meminta masyarakat melakukan aktivitas fisik secara teratur seperti senam dan olahraga lainnya, menkonsumsi sayur dan buah setiap hari agar tubuh sehat, cek kesehatan secara rutin, dan makanlah makanan yang sehat untuk keluarga dengan gizi yang seimbang.


Karena membangun kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa indonesia dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Indonesia saat ini mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti stroke, jantung, diabetes dan lain-lain.


Dilanjutkan, Meskipun kesakitan dan kematian akibat penyakit menular (PM) semakin menurun, prevalensi penyakit secara umum masih cukup tinggi. Periode 1990-2015, pola kematian akibat PTM semakin meningkat (37% menjadi 57%), akibat PM menurun (56% menjadi 38%) dan akibat kecelakaan akan meningkat (7% menjadi 13%), dan tren ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup (pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang aktivias fsik, merokok, dll).


Meningkatnya kasus PTM akan menambah beban pemerintah karena penanganannya membutuhkan biaya yang besar. Selain itu, kasus PTM juga menyebabkan hilangnya potensi/modal sumber daya manusia dan menurunnya produktivitas (productivity loss) yang pada akhirnya akan mempengaruhi pembangunan sosial dan ekonomi.


Upaya promotif dan preventif merupakan upaya yang sangat efektif untuk mencegah tingginya kesakitan dan kematian akibat PTM dan PM.

Mengingat pencegahan penyakit sangat tergantung pada perilaku individu yang didukung oleh kualitas lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana serta dukungan regulasi untuk hidup sehat, diperlukan keterlibatan aktif secara terus menerus seluruh komponen baik pemerintah pusat dan daerah, sektor nonpemerintah, dan masyarakat.


Untuk itu, perlu adanya sebuah gerakan untuk mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. Untuk itu, Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan Tema peringatan HKN ke-52 Tahun 2016


"Indonesia cinta sehata dengan Sub temanya masyarakat hidup sehat, indonesia kuat. Nah, Tema ini harus dimaknai secara luas, seiring dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)," ungkapnya.


Pentingnya mengedukasi masyarakat agar berperilaku sehat lanjutnya, perlunya mengajak masyarakat membiasakan hidup sehat, dan memberikan tanggung jawab menjaga diri sendiri, keluarga, dan lingkungannya untuk hidup sehat melalui upaya preventif dan promotif.


"Karena sehat adalah milik kita, tidak pandang usia, sehingga pada setiap tahapan siklus hidupnya sejak usia dini hingga lanjut usia harus cinta sehat," Pungkasnya. (adv/humas)