Musim Hujan, Petani Karet Menjerit

Musim Hujan, Petani Karet Menjerit
SIAK (RIAUMANDIRI.co)- Memasuki musim penghujan tahun ini petani karet Kampung Rawang Air putih, Kecamatan Siak mulai menjerit. Pasalnya, mereka tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasa.
 
Mereka beralasan, dengan adanya hujan yang setiap hari turun, hasil torehan/ memotong pohon karet tidak dapat diambil.
 
"Musim hujan tiba penghasilan kami tidak ada lagi, ditambah lagi gajian dari desa belum cair juga selama 6 bulan. Kami berharap dengan semakin terpuruknya ekonomi ini pemerintah bisa memberikan solusi," kata seorang Petani Rawang Air Putih kepada riaumandiri.co, Kamis (2/11).
 
Hal tersebut dibenarkan Penghulu setempat, Zaini, bahwa masyarakatnya disaat musim penghujan kewalahan menopang prekekonomian keluarga, kususnya petani karet.
 
"Petani karet disini mencari getah karet dalam 1 ember sekitar 14kg itu mencapai 3 hari, dan harga karetpun perkilo Rp.6500. Jadi kalau musim penghujan seperti ini jangankan kebun karetnya menghasilkan belasan kilo, satu kilopun takkan dapat," ungkapnya.(Sugianto)
 
Selengkapnya di Koran Haluan Riau edisi 04 November 2016
 
Editor: Nandra F Piliang