Gubri Optimis Sektor Perikanan Bisa Dongkrak PAD

Gubri Optimis Sektor Perikanan Bisa Dongkrak PAD
PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co) - Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman menyakini bahwa luasnya wilayah perairan laut dan empat sungai besar yang dimiliki Provinsi Riau dapat mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) melalui hasil perikanan.
 
Setelah melakukan kunjungan kerja bersama perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bulan lalu, orang nomor satu di Riau ini pun menyoroti kerugian yang dialami Riau akibat tidak memiliki pelabuhan ikan. Riau harus merugi selama bertahun-tahun karena aktivitas jual-beli ikan dan pendataan terhadap nelayan tidak dapat dilakukan dengan baik. Hal ini tentu saja membuat masyarakat dan pemerintah merugi, karena data dan informasi produksi ikan diperlukan dalam pengelolaan perikanan.
 
"Data produksi ikan harus dihitung secara riil. Ini menjadi tugas Dinas Perikanan dan Kelautan. Kondisi seperti ini bisa merugikan daerah kalau dibiarkan berlarut-larut," ungkap Gubernur Riau.
 
Menurutnya, bukan saja tingkat eksploitasi sumberdaya ikan Riau yang tidak dapat dipantau, pajak retribusi kapal-kapal besar yang beraktivitas di perairan Riau pun tidak dapat didata. Maka tidak heran, jika pencurian ikan di Riau masih sering terjadi.
 
Padahal, sektor perikanan turut berkontribusi besar terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Riau. Sebagaimana disebutkan dalam data Dinas Perikanan Provinsi Riau bahwa, sektor perikanan memberikan kontribusi yang cukup penting terhadap PDRB Provinsi Riau. Sejak satu dasawarasa terakhir hingga kini, sektor perikanan memberi konstribusi lebih dari 2,06 persen terhadap PDRB daerah ini.
 
Dengan demikian Sektor perikanan merupakan pemberi konstribusi kelima pada sektor pertanian, setelah sub sektor tanaman bahan makan, tanaman perkebunan, perternakan dan hasil-hasilnya serta kehutanan.
 
Untuk itu, pembangunan dan pengembangan sektor perikanan di Riau tentunya harus berkesinambungan dan terintegrasi antar daerah. Titik beratnya adalah pada keunggulan komparatif masing-masing kabupaten dan kota di daerah ini.
 
Andi Rachman mengatakan, sektor perikanan ini perlu mendapatkan perhatian serius untuk lebih dikembangkan secara profesional. Targetnya jelas, yakni penggalian potensi perikanan secara optimal, peningkatan produksi secara maksimal dan berkesinambungan dengan sasaran akhirnya adalah untuk peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Bumi Lancang Kuning ini.
 
Sementara itu, data statistik Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau mencatat, potensi perikanan daerah ini cukup tinggi, yakni lebih 132.000 ton dan itu terus meningkat tiap tahun. Potensi sektor perikanan di Riau tidak hanya tersebar di sektor kelautan, namun juga perikanan air tawar. Dalam beberapa tahun terakhir, potensi budidaya kolam yang mencapai sekitar 14.000 ton. Begitu juga potensi pengembangan tambak dan keramba, yang pemanfaatannya masih di bawah 10 persen.
 
"Potensi inilah yang dapat dikembangkan secara optimal dalam mendukung pendapatan asli daerah untuk Pemerintah Provinsi Riau. Namun demikian, kita harus memiliki data-data potensi perikanan yang valid. Ini perlu menjadi perhatian, Dinas Kelautan dan Perikanan harus betul-betul mendata potensi dan produksi ikan sehingga tidak merugikan daerah. Kita harus tahu potensi dan produksi riil hasil perikanan Riau," ungkap Andi Rachman. (Adv/nur)
 
Editor: Nandra F Piliang