Basko: IKMR Dukung Kapolda Usut Teror Molotov

Basko: IKMR  Dukung Kapolda  Usut Teror Molotov

PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co) - Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang Riau, H Basrizal Koto, mendukung penuh langkah Kapolda Riau Brigjen Pol Zulkarnain dan jajaran, mengusut tuntas aksi teror bom molotov yang kembali marak terjadi di Riau.

Menurut Basko, demikian tokoh masyarakat Riau ini akrab disapa, tindakan pelaku teror bom molotov tersebut merupakan tindakan pengecut dan tidak beradab. "Aksi mereka (pelaku molotov) kalau tidak segera dihentikan, akan makin meresahkan masyarakat Bumi Lancang Kuning.

Kita tidak ingin suasana yang kondusif di Riau ini, diganggu dan dirusak oleh orang-orang yang Basko pengecut dan tidak bertanggung jawab. Karena negara kita negara hukum, maka serahkan semuanya kepada aparat penegak hukum.


Untuk itu, IKMR mendukung penuh langkah Kapolda Riau dan jajaran dalam mengusut tuntas aksi bom molotov tersebut," kata Basko, Minggu (23/10), saat dimintai tanggapannya terkait maraknya aksi teror bom molotov di Riau dalam dua pekan terakhir.

Dalam kesempatan itu, Basko yang juga pernah menjadi korban teror bom molotov beberapa tahun yang lalu ini, mengimbau warga IKMR untuk ikut membantu aparat kepolisian dalam mengungkap pelaku aksi molotov tersebut.

"Jika ada warga IKMR yang mengetahui keberadaan si pelaku bom molotov agar segera melaporkannya kepada aparat Kepolisian. Ini salah satu bentuk dukungan kita kepada Polri dalam menjaga kamtibmas di Riau," ujarnya.

Basko juga sempat menceritakan betapa resahnya masyarakat Riau, terutama di Kota Pekanbaru, ketika maraknya aksi molotov beberapa tahun silam. "Oleh sebab itu kita tidak ingin kejadian serupa terulang lagi di Riau. Saya yakin aparat Kepolisian bisa segera mengungkap dan menangkap pelaku dan dalang dari teror molotov di Riau," ujarnya.

Tak Terkait Pilkada Sebelumnya Kapolda Riau Brigjen Pol Zulkarnain, memastikan sejumlah aksi teror berupa pelemparan bom molotov yang terjadi di Pekanbaru, tidak ada kaitannya dengan politik, terutama menjelang digelarnya ajang Pemilihan Kepala Daerah pada tahun 2017 mendatang.

"Sejauh ini Pekanbaru masih kondusif. Tapi ini kan sudah kejadian, saya akan tanyakan ke Kapolresta, bagaimana pengusutannya," ujar Kapolda usai gelar pasukan di Kompleks Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Pekanbaru, akhir pekan lalu.

Menurut Kapolda, kalau dilihat dari kasus per kasus, bisa saja teror itu dipicu faktor lain seperti dendam. "Ini yang kita selidiki, karena targetnya personal, " terangnya.

Ditambahkannya, kondisinya akan berbeda, jika molotov terjadi di tempat-tempat umum. Sebab, jika itu terjadi, maka aksi kejahatan tersebut bisa dikategorikan sebagai teror.

"Kalau sasarannya publik, itu bentuk teror. Kalau yang ini person. Tapi ini pasti kita tangani," tegasnya. Ia meyakinkan kalau polisi, dalam hal ini Polresta Pekanbaru, masih menyelidiki soal teror molotov tersebut. "Tentu kita minta keterangan yang bersangkutan, apakah ada berseteru dengan pihak lain atau bagaimana, karena ini targetnya perorangan," ungkap Zulkarnain.

Dalam kesempatan itu, Kapolda juga mengimbau masyarakat bisa memasang CCTV atau kamera pengawas. Karena selain lingkungan bisa dipantau setiap saat, hal ini juga akan mempermudah kinerja Kepolisian dalam mengungkap kasus kejahatan.
"Kalau rumah dipasangi CCTV kan aman. Jadi bisa diselidiki dan terekam," tambahnya.

Catatan Haluan Riau, ada tiga kejadian ancaman dengan molotov terjadi di Pekanbaru dalam bulan ini. Pertama rumah oknum PNS Dishub di Jalan Dahlia, Kota Pekanbaru, pada 5 Oktober 2016 lalu. Kemudian, bom molotov di rumah Sekretaris Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Siak sekitar minggu ketiga Oktober.

Selanjutnya, giliran rumah Wakil Bupati Bengkalis di Bukit Raya yang jadi sasaran. Beruntung molotov tersebut gagal meledak, sehingga tidak menimbulkan kerugian. Kejadiannya pada 18 Oktober 2016.

Terakhir teror molotov di rumah Ketua DPW Nasdem Riau di Jalan Sisingamangaraja, 19 Oktober 2016. Tiga benda diduga molotov didapati di belakang rumah dengan kondisinya masih utuh alias belum digunakan. Sebelumnya di tahun 2005 juga marak terjadi aksi teror bom molotov di Kota Pekanbaru yang melibatkan 18 orang pelaku. (ral)