Memasuki Usia Remaja

Siak Harus Mandiri

Siak Harus Mandiri

SIAK (RIAUMANDIRI.co) - Sebuah apresiasi disampaikan Fraksi Gerindra atas capaian Pemerintah Kabupaten Siak dalam mewujudkan pembangunan. Namun di lain sisi, kini genap sudah usia Kabupaten Siak 17 tahun, jika dibaratkan manusia sudah menginjak usia remaja dan harus bisa mandiri secara perekonomian.

Pernyataan ini disampaikan Ketua Fraksi Gerindra Salomo, sebelum sidang paripurna istimewa, Rabu (12/10) di gedung DPRD Siak. "Atas nama Fraksi Gerindra kami memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Siak atas prestasi yang diperoleh,

salah satunya adalah peraih Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) lima tahun berturut-turut. Namun tidak cukup sampai disitu, kini Siak berusia 17 tahun, ibarat manusia memasuki usia remaja, tentu harus lebih bayak berbenah dan berupaya mencari pendapatan guna penyelengaran pembangunan," tegas Salomo.


Menurut Salomo, banyak potensi di Kabupaten Siak yang bisa dioptimalkan untuk menjadi kantong pendapatan daerah. Sehingga dalam kondisi ekonomi sulit seperti ini, transfer dana pusat menurun drastis, Siak bisa tetap menjalankan pembangunan.

"Banyak potensi yang bisa kita berdayakan, kita tidak bisa lagi mengandalkan dari sektor Migas," tegas Salomo. Salomo menilai upaya Siak dalam menghidupkan Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB) adalah hal yang positif. Namun perlu gerak cepat,

KITB dicanangkan pada tahun 2004 lalu, namun, geliat KITB sampai hari ini belum maksimal. "Oleh karena itu, DPRD berharap bisa membangun kerja sama dengan pemerintah pusat dan pihak lain,

guna meyakinkan para investor untuk menginvestasikan modalnya di KITB. Memang sudah kita dengar PT Basowo mulai melirik KITB, namun areal KITB begitu luas, tidak cukup Basowo saja," terang Salomo.

Salomo juga mendukung upaya Pemda dalam mewujudkan Siak Kota Pusaka, namun upaya itu harus diselaraskan dengan pembangunan infrastruktur.

"Sebagai kota pusaka, kita harus mampu menciptakan daya tarik wisatawan. Kita dukung Pemda mengajukan usulan ke Pusat untuk dinobatkan menjadi Siak Kota Pusaka, namun ke depan pengelolaan tidak cukup mengelola daerah kota pusaka, daerah penyangga harus dikelola," kata Salomo.

Menurut Salomo, wisatawan yang datang tidak hanya sekedar melihat kota, namun mereka juga memperhatikan areal sekitar, terutama daerah yang dijadikan akses menuju areal kota pusaka.(lam)