Pembalakan Liar di Cagar Biosfer Marak Lagi

Pembalakan Liar di Cagar Biosfer Marak Lagi

PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co) - Seperti tak pernah usai. Aksi illegal logging (pembalakan liar), diduga kembali marak terjadi di kawasan hutan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu, di Kabupaten Bengkalis.

Terkait hal itu, Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah II Sumatera, saat ini tengah  menelusuri aktivitas tersebut.

"Ada situasi yang agak mencurigakan kita temukan di sana, tepatnya Bukit Kerikil, Kecamatan Bukit Batu, Bengkalis," kata Kepala Seksi Wilayah II Balai Pengamanan dan Penegakan KLHK, Eduwar Hutapea, Senin (3/10).


Dikatakan, dugaan tentang maraknya aksi pembalakan liar di kawasan hutan yang dilindungi tersebut, mulai terkuak setelah adanya informasi masyarakat di sekitar kawasan itu. Pembalakan Mereka mengaku seringnya melihat tumpukan kayu di Desa Bukit Kerikil.

Bukit Kerikil adalah desa yang berbatasan langsung dengan area cagar Biosfer GSK-BB yang terkenal akan kekayaan flora dan fauna serta keindahan panorama.

Menurut Eduwar, di lokasi itu memang terdapat banyak kanal yang  langsung mengarah ke cagar biosfer. Kanal itu lah yang digunakan para perambah hutan untuk mengangkut hasil pembalakan liar.

"Saya kaget ya, kayu-kayu itu bahkan diletakkan di pinggir jalan umum dan kemudian diangkut menggunakan truk ke arah Utara. Ini yang kita dalami," urainya.

Lebih jauh, ia mengatakan telah mengirim tim untuk ke lokasi tersebut guna melakukan pengumpulan bukti dan keterangan. Menurutnya, pihaknya dalam waktu secepat mungkin akan menggelar operasi guna mengungkap aktivitas pembalakan liar tersebut.

Kayu ilegal sebelumnya juga berhasil ditemukan Jajaran Polres Bengkalis pada akhir pekan lalu. Ketika itu, sebanyak 50 kubik kayu setengah jadi dalam bentuk broti dan papan disita Polres Bengkalis. Sama seperti KLHK, polisi juga menduga bahwa kayu-kayu itu diduga berasal dari cagar biosfer.

Untuk itu, ia mengatakan akan berkoordinasi dengan jajaran Polres Bengkalis sebagai upaya mengungkap aktivitas pembalakan liar tersebut.

Tidak dipungkiri aktivitas pembalakan liar di kawasan hutan konservasi di Riau masih cukup marak. Padahal, aksi para perambah tidak bertanggung jawab itu jelas melanggar undang-undang dengan ancaman hukuman yang tinggi.

Namun, seolah tanpa takut para cukong masih saja berupaya menggerogoti paru-paru dunia itu.

Lanud Roesmin Nurjadin yang merupakan bagian dari Tim Udara Satgas Siaga Darurat Karhutla Riau beberapa kali melihat langsung rumah-rumah liar di kawasan hutan lindung saat operasi Karhutla beberapa waktu lalu.

Tidak hanya di CB-GSK-BB, namun juga di hutan lindung lain seperti Taman Nasional Tesso Nilo, Bukit Suligi dan lainnya. Padahal, Marsma Henri Alfiandi sebagai Komandan Lanud Roesmin Nurjadin telah beberapa kali melakukan aksi nyata dengan membakar gubuk-gubuk itu. (ant, ral, sis)