Ilmuwan Muslim Pionir Ilmu Pengetahuan

Ilmuwan Muslim Pionir Ilmu Pengetahuan

JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Sejarah peradaban Islam diakui oleh dunia internasional yang terkenal dengan polymaths yakni meletakkan dasar dasar pengetahuan ilmiah modern. Dari abad delapan hingga 13 dunia menyaksikan kemegahan ilmuwan muslim.

Salah satunya ialah Jabir Bin Hayyan atau disebut Geber dalam dunia barat. Dia dijuluki sebagai bapak kimia karena kontribusinya pada bidang ilmu kimia. Dilansir Muslim Academy, Kamis (29/9/2016), Jabir lahir pada 721 Masehi di kota Tus, Persia (Iran). Ia memperoleh keahlian di bidang alchemy, Astronomi Fisika, Farmasi, Filsafat, Astrologi, dan Geografi.

Ia memiliki penemuan zat kimia yakni acid (asam) yang memberikan penjelasan rinci tentang asam asetat, asam tartarat, dan asam sitrat. Penemuan asam klorida, asam sulfat dan asam nitrat adalah beberapa kontribusi besar yang dibuat olehnya.

Jabir menemukan penggabungan asam nitrat dengan asam klorida dan menciptakan asam lain yang disebut sebagai Aqua Regia yakni untuk melarutkan emas. Ia juga menemukan prosedur kimia signifikan sebagai kristalisasi, peleburan, destilasi, kalsinasi, reduksi, likuidasi, dan sublimasi. Selain itu pencelupan kain dan kulit, serta, persiapan baja juga merupakan kontribusi yang diberikan oleh ilmuwan besar Islam ini.

Ilmuwan muslim lainnya yang juga berpengaruh dalam ilmu pengetahuan ialah Al Battani. Ia memiliki perhitungan hari dalam setahun dan juga dikenal sebagai ahli astronomi.

Al Battani mampu menemukan perhitungan hari dalam setahun yakni 365 hari, 5 jam, 45 menit dan 24 detik dengan berdasarkan perhitungan waktu Bumi mengelilingi matahari. Hasil perhitungan tersebut mampu menyamai perhitungan menggunakan peralatan canggih.

Selain itu ia juga mampu memperhitungkan datangnya musim-musim tertentu melalui perhitungan yang ia miliki. Al Battani dilahirkan di kota Battan dekat Harran dengan nama lengkap Abu Abdullah Muhammad ibn Jabir Sinan Al Battani. Ia lahir pada tahun 850 - 929 M.(okz/ivn)