Agar Bisa Cari Ikan di Laut Pantura

Pihak Asing Diduga Gerilya Beli Kapal Lokal

Pihak Asing Diduga Gerilya Beli Kapal Lokal

JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Kementerian Kelautan dan Perikanan curiga ada pihak asing yang saat ini bergerilya membeli kapal-kapal lokal dan Surat Izin Penangkapan Ikan agar bisa menangkap ikan di Laut Pantura.

Untuk mengantisipasi hal itu, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengimbau seluruh pemilik kapal di Pantura untuk tidak menjual Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) atau kapalnya.

Sehingga, tidak terjadi kembali kemungkinan hasil laut Indonesia dinikmati orang-orang yang tidak berkepentingan.


"Bahkan ada beberapa yang mengiming-imingi uang untuk membuat kapal baru dengan orang lokal yang dipinjam namanya, dikasih saham 5 persen. Jangan sampai kesempatan kita, naiknya jumlah ikan yang diperbolehkan tangkap dari 6,5 juta menjadi 9,9 juta yang nikmati bukan nelayan kita lagi," ujar Menteri Susi di kantornya, Selasa (27/9).

Adapun wilayah di Pantura yang terindikasi menjadi lokasi pembelian kapal-kapal oleh asing adalah di sekitar Pantura Juana dan Rembang. Kapal-kapal yang diincar biasanya adalah Kapal lama yang perpanjangan pengurusan SIPI otomatis.

"Masih ada 8.900 SIPI lebih yang di atas 30 GT (yang lama). Jadi ada orang mereka cuma beli SIPI-nya, diperbaiki kapalnya, main cepat. Mereka ini incar kapal yang punya SIPI lama. Karena kalau yang lama otomatis perpanjangannya," tambahnya.

Selain itu, Susi juga meminta kepada Thai Overseas Fisheries Association (TOFA) untuk tidak menerima petugas-petugas yang mengaku dari KKP, yang mengatakan bahwa kapal asing boleh melakukan penangkapan lagi di Indonesia.

"Karena saya dapat bukti foto dan rekaman, ada orang/staf-staf non struktural yang mendatangi TOFA, menjanjikan (mereka bicara itu dari orang-orang KKP) bahwa pemerintah Indonesia akan membuka lagi tangkapan untuk asing. Tapi kelihatannya banyak orang yang mencari kesempatan dalam kesempitan, opportunity untuk cari uang, mengaku-ngaku nama KKP, katanya pemerintah akan buka lagi tangkap untuk asing, yang mana itu tidak benar," Susi menjelaskan, saat ini memang ada penurunan dari jumlah kapal yang beroperasi di wilayah Pantura. Hasil tangkapan didapat lebih banyak oleh setiap nelayan yang melaut. (dtc/sis)