PascaInsiden Membran Terbakar

PLTBG Rantau Sakti Kembali Beroperasi

PLTBG Rantau Sakti Kembali Beroperasi

PASIRPANGARAIAN(RIAUMANDIRI.co)- Pascainsiden terbakarnya membran atau balon penampung gas metan, Selasa (6/9) sore lalu, pengelola Pembangkit Listrik Tenaga Bio Gas (PLTBG) Rantau Sakti, Kecamatan Tambusai Utara, Rokan Hulu (Rohul) terus berupaya agar energi kembali normal seperti semula.

Insiden kebakaran terjadi saat petugas melakukan penambalan. Akibatnya hanya setengah reaktor atau penampung gas metan bisa dipakai. Sedangkan setengahnya sama sekali rusak terbakar.


Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Rohul Drs H Yusmar M.Si, mengatakan pasca insiden, pengelola serius melakukan maintenance, karena berkaitan dengan nasib 2.232 pelanggan PLTBG di tiga desa, seperti di Desa Rantau Sakti, Rantau Kasai, dan Desa Mahato Sakti.



"Kinerja dari pengelola PLTBG seharusnya bisa diberikan penghargaan, karena insiden cepat diselesaikan dengan waktu terbilang? singkat," jelas Yusmar ditemui di kantornya, Jumat (16/9/16).


Ia menilai usaha profesional dilakukan pengelola PLTBG Rantau Sakti mampu mengatasi insiden dengan cepat, sekira sepuluh hari. Kini, PLTBG merupakan pilot project energi baru terbarukan pemerintah dan diresmikan oleh Wakil Menteri ESDM Ir. Susilo Siswoutomo pada 16 September 2014 silam, sudah kembali beroperasi.


"Kita tahu, insiden tersebut membuat pengurus semakin ahli dalam menangani permasalahan yang ada. Insiden ini harus jadi pembelajaran, jangan dijadikan sebagai pelemah semengat dalam memberikan penerangan ke masyarakat," ujarnya.


Yusmar mengharapkan pengelola PLTBG Rantau Sakti lebih berhati-hati ke depan, sehingga insiden serupa tidak terulang. Pengelola juga diminta melaporkan secara berkala dan berjenjang, sehingga Distamben Rohul terus mengawasi, dan melaporkan ke Kementrian ESDM.
"Kita bersyukur PLTBG bisa kembali beroperasional seperti biasa, tepat di malam ulang tahunnya kedua yakni 16 September 2016," pungkas Yusmar.


Sementara itu, Plant Maneger PLTBG Rantau Sakti, Jaya Lingga Prasetyo, mengakui saat ini semua masalah sudah teratasi, dan berjalan seperti bisa.


Diakuinya, membran atau balon penampung gas metan sudah berfungsi, namun hanya setengah reaktor yang bisa dipakai, sebab setengahnya lagi terbakar.


"Membran sudah berfungsi dengan baik, namun hanya setengah. Untuk kebutuhan pasokan listrik nggak ada masalah, akan tetap bisa mengaliri listrik 2.332 pelanggan di tiga desa," jelas Jaya.


Diakuinya, pengelola PLTBG sudah melakukan uji coba gas engine ke masyarakat, ?dan hal tersebut menandakan gas engine normal dan berfungsi kembali.


Ditanya apakah setengah reaktor bisa mengaliri 2.232 pelanggan di tiga desa, Jaya mengakui selama membran berfungsi tetap bisa mengaliri listrik ke pelanggan, namun penyimpanan akan lebih singkat.


"Sebelumnya bisa menyimpan gas selama 14 hari, namun saat ini hanya bisa menyimpan 7 hari saja. Jadi masalahnya hanya waktu penyimpanan saja, kalau pasokan (energi) tetap seperti biasa," ungkapnya.


Jaya sangat berterima kasih ke Pemkab Rohul dalam hal ini Distamben Rohul yang terus mensupport dan memberikan semangat ke pengelola PLTBG, sehingga bisa normal kembali.


Apalagi Distamben Rohul sudah meminjamkan 3 mesin engine sementara waktu secara gratis, agar pasokan listrik ke 2.232 pelanggan tidak terganggu.


"Kalau nggak ada bantuan dari pemerintah daerah, dalam hal ini Distamben, mungkin kami tidak bisa seperti saat ini, apalagi bisa cepat memulihkan insiden kebakaran," tandas Jaya.(adv/humas)