Jelang Lebaran Idul Adha

Cabai Merah Tembus Rp100 Ribu/Kg

Cabai Merah Tembus Rp100 Ribu/Kg

BENGKALIS (RIAUMANDIRI.co)-Semakin dekatnya lebaran Idul Adha, harga cabai merah di Pasar Bengkalis Terubuk, makin meroket. Jika pada Rabu (7/9) harga per kilogramnya Rp80 ribu, Kamis pagi (8/9) naik menjadi Rp100 ribu. Kenaikan harga cabai merah kali ini bisa jadi yang paling tinggi sepanjang sejarah.


Ibu-ibu rumah tangga adalah orang pertama yang dipaksa mengurut dada. Bagaimana tidak, belum sampai satu bulan harga cabai merah padang masih di kisaran Rp 35 ribu sampai Rp 38 ribu, tapi kini melonjak dua kali lipat.


“Betul-betul kaget saat beli cabai merah pagi tadi, bagaimana tidak tak pernah-pernah harga cabai merah sampai  Rp 100 ribu. Paling tinggi kenaikan harga cabai hanya Rp 75 ribu hingga Rp 80 ribu saja,” ujar Hasanah warga Senggoro, Kamis (8/9).



Hasanah tidak tahu persis apakah tingginya harga cabai merah ini juga dialami di beberapa daerah di Riau. Hanya katanya, ada info kalau di Kerinci Pelalawan harga cabe merah masih di seputaran Rp60 ribu perkilo. “Tapi saya juga tak pasi apakah informsi itu benar atau tidak, Cuma kata orang pasar (pedagang sayur) di Bukittinggi saja kemarin mereka beli Rp65 ribu per kilonya,” sebut Hasanah lagi.


Hasanah berharap, ada solusi dari pemerintah untuk mengatasi persoalan tingginya harga cabai merah. Apakah disebabkan hasil panen par petani yang gagal atau jeblok atau memang ada indikasi permainan tengkulak. “Beberapa hari lagi Hari Raya Kurban, kebutuhan cabai merah dipastikan meningkat, kasihan masyarakat kalau harga masih setinggi ini,” sebutnya.


Seorang penjual sayur mayur di Pasar Terubuk Bengkalis, Ujang (43), mengaku tidak tahu apa persoalan sehingga harga cabai merah meroket. Namun berdasarkan kabar yang diterima saat ini, hasil produksi cabai petani di Bukittinggi dan beberapa daerah lain menurun.


“Kabarnya seperti itu bang, hasil produksi petani yang anjlok, makanya harganya naik. Kami aja beli di sana (Bukittinggi,) Rp65 ribu perkilonya, makanya di sini kita jual Rp 70 ribu dan ada yang Rp 80 ribu,” papar Ujang.


Masih menurut Ujang, saat pagi tadi dirinya dan beberapa penjual cabai merah masih menjual Rp68 ribu hingga Rp75 ribu, namun menjelang siang harganya naik sehingga ada yang menjual Rp80 ribu, karena stok cabe hampir habis.


“Biasanya saya dapat kiriman beberapa kotak, tapi kemarin hanya dua kotak saja, itupun sudah habis,” ujarnya lagi.
Kondisi di Pasar Terubuk juga tidak seperti biasanya, tidak terlihat unggukan cabai merah di lapak-lapak para pedagang, yang tinggal hanya satu dua lapak saja. “Kalau hasil produksi yang menurun susah mau distabilkan harganya, ya kita tunggu saja hasil panen berikutnya,” ujar pedagang lainnya. ***