Update Data STBM

Bengkalis Posisi Enam se-Indonesia

Bengkalis Posisi Enam se-Indonesia

BENGKALIS (riaumandiri.co)–Kabupaten Bengkalis menduduki peringkat enam se-Indonesia terkait update data program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Prestasi yang diraih Bengkalis, kategori laporan kemajuan akses sanitasi melalui pengiriman data via SMS monitoring berbasis website STBM minggu ke-4 bulan Agustus 2016.


“Penyelenggaraan sistem monitoring STBM berbasis web dan SMS sudah terlaksana pada 34 Propinsi dan dengan jumlah kabupaten sebanyak 504 di Indonesia tahun 2016,” Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, Moch Sukri kepada wartawan, Selasa (30/8).


Peringkat pertama diraih Kabupaten Serang, kedua Tegal, diikuti Pandegelang, Boyolali, Garut dan peringkat keenam diduduki Kabupaten Bengkalis. Untuk ketujuh Kabupaten Bangkalan, peringkat 8 Kabupaten Banyuwangi, peringkat 9 Kabupaten Garut, peringkat 10 Kabupaten Garut
Selanjutnya peringkat 11 Kabupaten Bandung, peringkat 12 Kabupaten Kabupaten Bulukumba, peringkat 13 Kabupaten Sragen 14 Kabupaten Lebak, peringkat 15 Kabupaten Bayolali, peringkat 16 Kabupaten Boyolali, peringkat 17 Kabupaten Boyolali, peringkat 18 Kabupaten Flores Timur, peringkat 19 Kabupaten Tegal, peringkat 20 Kabupaten Bangkalan.



Sukri mengatakan program STBM merupakan program pendekatan mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemerdayaan masyarakat.

Pada Maret 2016, Bengkalis telah melaksanakan deklarasi stop buang air besar sembarangan di Desa Air Putih Kecamatan Bengkalis
Selain kemajuan data akses jamban, keberhasilan yang diperoleh tidak lepas dari komitmen Pemkab Bengkalis, berupa regulasi Instruksi Bupati Bengkalis tahun 2015 dan 2016 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Kemudian sinergitas lintas sektor dan dukungan koordinasi dan kerjasama dengan camat dan kepala desa/kelurahan.


“Melalui program STBM ini mendorongan perubahan perilaku hidup sehat, adanya kesadaran masyarakat untuk membudayakan perilaku stop buang air besar sembarangan dapat memutus alur kontaminasi kotoran manusia sebagai sumber penyakit,” ujarnya.


Sistem monitoring dan evaluasi STBM dikembangkan dengan tujuan untuk memudahkan proses penyampaian data dari tingkat desa/kelurahan, Puskesmas, kabupaten, provinsi hingga tingkat nasional.  Dalam hal ini sistem monitoring disiapkan dalam dua cara dalam memasukkan dan memperbaharui data, yaitu, menggunakan aplikasi STBM di smartphone dan SMS. Sehingga data perkembangan STBM  khususnya  pilar-1 Stop Buang Air Besar Sembarangan.


Koordinator Monitoring Dan Evaluasi STBM tingkat Kabupaten, Edi Sudarto, mengatakan, daerah secara bertahap menuju kearah target akses sanitasi 100.0.100 pada tahun 2019.


Berdasarkan website www.STBM-Indonesia.org pada akhir Agustus 2016  Kabupaten Bengkalis berada pada posisi kedua tingkat Propinsi Riau dengan capai akses jamban 93,82 persen. Sedang akses sanitasi STBM dengan kreteria seperti data Jamban Sehat Permanen (JSP), Jamban Sehat Semi Permanen (JSSP), Sharing atau Numpang dan Buang Air Besar Sembarangan (OD). Sehingga memberikan kemajuan akses sanitasi STBM yang signifikan di tingkat Provinsi Riau. (adv/humas)