Pendidikan Perspektif Islam

Pendidikan Perspektif Islam

Dalam kehidupan manusia, pendidikan sangatlah penting guna membawa manusia mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Islam memandang pendidikan sangatlah penting bagi manusia, karena sesungguhnya dengan pendidikan manusia akan mampu menyadari fitrahnya sebagai makhluk ciptaan Allah. Manusia sebagai orang yang berusaha menyadari fitrahnya dan berusaha untuk mengembangkan potensi dirinya, dalam dunia pendidikan dinamakan peserta didik. Dan dalam Islam peserta didik adalah orang yang mulia dihadapan Allah dan mempunyai keutamaan yaitu: terhindar dari kutukan Allah, menempati posisi terbaik, dan dihargai dan disanjung oleh malaikat dan dilindungi dengan sayapnya.

Pendidikan dalam Islam dikenal dengan berbagai istilah, diantaranya: at-tarbiyah, at-ta’lim dan at-ta’dib. Setiap istilah tersebut memiliki makna tersendiri yang berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan teks dan konteks. At-tarbiyah diturunkan dari akar kata ar-rabb yang oleh sebagian ahli diartikan sebagai tuan, pemilik, memperbaiki, merawat, dan memperindah. Menurut Muhammad Jamaluddin al-Qosimi  (1979) dalam Rois Mahfud (2011) at-tarbiyah berarti proses penyampaian sesuatu sampai pada batas kesempurnaan yang dilakukan secara tahap demi tahap.


Tarbiyah juga dimaknai sebagai proses penanaman etika yang dimulai pada jiwa anak yang sedang tumbuh dengan cara memberi petunjuk dan nasehat, sehingga ia memiliki potensi-potensi dan kompetensi-kompetensi jiwa yang mantap, yang dapat membuahkan sifat-sifat bijak, baik, cinta akan kreasi, dan berguna bagitanah airnya.



Atiyah al-Abrasy (1993) mengatakan tarbiyah berarti upaya mempersiapkan individu untuk kehidupan yang benar, sempurna, kebahagiaan hidup, cinta tanah air, kekuatan raga, kesempurnaan etika, sistematik dalam berpikir, tajam, berperasaan, giat dalam berkreasi, toleransi pada yang lain, berkompetensi dalam mengungkapkan bahasa tulis, dan bahasa lisan, dan terampil berkreativitas.


Sementara term ta’lim merupakan bagian kecil dari tarbiyah al-aqliyah yang bertujuan memperoleh pengetahuan dan keahlian berpikir, yang sifatnya mengacu pada domain kognitif. Sebaliknya at-tarbiyah tidak hanya mengacu domain kognitif, akan tetapi juga domain afektif dan psikomotorik (Muhaimin: 1993). Sedangkan istilah ta’dib menurut Daud (1987) berarti pengenalan dan pengakuan yang secara berasngsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa untuk membimbing manusia ke arah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan di dalam tatanann wujud dan keberadaannya.


Dari makna tersebut di atas maka pengertian pendidikan  dalam konsep Islam dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan upaya transformasi pengetahuan dalam diri individu agar dia tidak hanya memiliki kreativitas, tetapi juga memiliki kesadaran ketuhanan (transendental). Kandungan konsep tersebut menegaskan adanya penekanan makna pendidikan pada aspek-aspek atau kepentingan-kepentingan yang bersifat pragmatis.


Clarr Kerk dalam Tilar (1997) mengatakan bahwa: Pendidikan tidak semata-mata mengembangkan ilmu pengetahuan atau menempatkan fungsi link and match sebagai fungsi yang paling utama, tatapi pendidikan harus pula mampu menjawab tantangan dan kebutuhan jangka pendek dan juga mencari jawaban untuk makna-makna kehidupan manusia.


Selanjutnya Vaclan Havel dalam Rois Mahfud (2011) mengatakan: Pendidikan adalah kemampuan untuk merasakan adanya jaringan hubungan yang tersembunyi (the hidden connection) antar berbagai fenomena. Ini berarti bahwa pendidikan memiliki fungsi normatif yang dimaksudkan untuk alih kepentingan nilai. Nilai perenial yang ditanamkan melalui pendidik atau proses belajar mengajar akan dapat memperkokoh jati diri individu.


Pendidikan dalam pengertian tersebut juga dapat dipahami sebagai sebuah prose3s humanisasi yaitu pengembangan dimensi rasionalitas, dimensi afektif, sehingga dapat menumbuhkan kecerdasan emosional, intelektual, dan spiritual yang pada gilirannya membentuk cara pandang individu untuk melahirkan suatu moral sosial, demikian dikatakan oleh Arifin (2000). Untuk mewujudkan hal tersebut maka dalam Islam pendidikan itu memiliki kedudukan yang sangat penting, inlah yang akan menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat.amin.

Guru SMAN 1 Tebing Tinggi  Kabupaten Kepulauan Meranti