Ciptakan Suasana Rumah Positif Demi Kebaikan Anak dengan 5 Cara Ini

Ciptakan Suasana Rumah Positif Demi Kebaikan Anak dengan 5 Cara Ini

JAKARTA (Riaumandiri.co) - Di rumah tangga yang sering terjadi pertengkaran, maka anak-anak akan menjadi merasa kuatir. Walaupun masih kecil mereka tahu bahwa ayah dan ibu tidak bahagia dan mungkin akan berpisah, dengan sendirinya mereka merasa kurang aman dan bahkan dapat berpikir bahwa dirinya yang menyebabkan semua itu.

Secara kejiwaan hal ini akan menghambat perkembangan diri mereka. Anak-anak selalu memakai orang tua sebagai teladan dalam kehidupan mereka. Berikut ini beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk menciptakan suasana positif dalam rumah tangga demi kebaikan anak-anak.
 
1. Tekad
Seperti ketika kamu menikah, kamu bertekad untuk sehidup semati berdua menjalani hidup ini, begitupun ketika anak-anak lahir. Kamu hendaknya memiliki tekad untuk membahagiakan mereka, selain mencukupi kebutuhan mereka. Tantangan selalu muncul dalam rumah tangga di mana orang tua berselisih paham atau anak-anak susah diatur, tetapi jika kamu selalu mengingat tekad kamu, kamu pasti dapat mengatasi semua itu.
    
2. Pendidikan rohani

Ini penting untuk bekal anak-anak di kemudian hari. Di zaman yang penuh godaan dan kekacauan, anak-anak perlu memiliki perisai guna melindungi dirinya. Tekanan teman sebaya, bujukan secara kelompok membuat dia sulit memegang prinsipnya, kecuali dia mempunyai iman yang teguh. Ajaklah mereka untuk selalu mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa dan selalu bersyukur dalam keadaan apa pun.
    
3. Tunjukkan kasih sayang
Jangan menahan diri untuk memeluk dan mengucapkan "ayah/ibu sayang kamu," walaupun mereka bukan lagi balita. Limpahan cinta akan membuat anak-anak merasa aman dan mengajar mereka mencintai.
    
4. Buat peraturan
Rumah tangga tanpa peraturan bukanlah rumah yang tertib. Anak-anak harus mengetahui apa yang tidak semestinya mereka lakukan. Kasih sayang yang berlimpah bukan berarti memanjakan tanpa batas. Bila mereka berbuat kesalahan akan ada hukuman sebagai konsekuensinya.
    
5. Memberi ruang untuk maju
Biarkan anak kamu belajar dari kesalahannya. Sebagai manusia apalagi yang masih muda pasti pernah berbuat salah. Tetapi kamu tidak perlu buru-buru membetulkan kesalahan itu. Seperti waktu anak kamu belajar jalan. Kamu tidak melarangnya walau tahu mungkin dia akan jatuh. Dari jauh kamu memberi dorongan supaya dia melangkah dan berusaha berjalan.

Carol Dweck, seorang ahli psikologi sosial dalam perkembangan anak di Stanford University, mengatakan bahwa anak yang mendapat dorongan akan menjadi anak yang lebih maju. (klc/vie)