Karhutla di Bukit Suligi Masih Membara

Riau Mulai Terapkan Hujan Buatan

Riau Mulai Terapkan  Hujan Buatan

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Pemerintah pusat akhirnya turun tangan menangani kebakaran hutan dan lahan yang melanda Riau. Terhitung mulai hari ini (Jumat, 15/7), di Riau akan diterapkan teknologi modifikasi cuaca berupa hujan buatan. Diharapkan, dengan teknologi ini bisa menekan kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan,

Riau Mulai
seiring dengan telah masuknya musim kemarau di wilayah Bumi Lancang Kuning.

"Rencananya, hujan buatan itu akan mulai kita lakukan Jumat pekan ini," ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, Kamis (14/7).

Dikatakan, pelaksanaan teknologi modifikasi cuaca (TMC) berupa hujan buatan tersebut akan menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBPT). Sementara, lokasi hujan buatan difokuskan di wilayah pesisir Riau seperti Rokan Hilir. "Karena di daerah tersebut mengalami kemarau cukup parah, dan terjadi kebakaran lahan yang cukup parah," terangnya.

Menurutnya, pelaksanaan TMC itu akan terus dilakukan selama dinilai masih diperlukan. Curah hujan di Riau, diprediksi akan semakin menipis hingga Agustus mendatang.

Dalam operasi TMC itu, BPPT menggunakan satu unit pesawat jenis Cassa yang telah diterbangkan dari Jakarta pada siang kemarin. "Setiap kali penerbangan, pesawat itu mampu mengangkut satu ton garam," jelasnya.


Sejauh ini, dari catatan BPBD Provinsi Riau, terdapat sekitar 1.543,4 hektare total luas di Riau yang terbakar. Angka ini tercatat mulai Januari hingga awal Juli 2016. Kebakaran terjadi di sejumlah wilayah seperti Siak, Pelalawan, Rokan Hilir, Dumai, Kampar dan Rokan Hulu. Di Pelalawan, kebakaran terjadi di areal Taman Nasional Tesso Nilo.


Menurut Edwar, jika dibanding dengan tahun kemarin, kondisi yang terjadi saat ini dinilai lebih baik. Menurutnya, hal itu juga tak terlepas dari upaya tim Satgas Karhutla serta dukungan masyarakat Riau, meski diduga masih ada pihak tak bertanggungjawab yang diduga masih saja melakukan aksi pembakaran lahan.


Untuk pemadaman melalui udara atau Water Bombing (WB) sudah jutaan liter air yang di angkut oleh Heli dan pesawat air tractor.

"Tim terus bergerak jika ada tampak hotspot lansung di padamkan dengan WB maupun jalur darat. Jika tidak cepat dipadamkan dikhawatirkan akan semakin meluas," terang Edwar Sanger.

Dari data WB yang diterima sejak bulan Maret 2016, Air Tractor (VH-NWU) telah bergerak dengan2 sortie 6.200 liter di Teluk Diambang, di Tempuling, Inhil sudah 79x sortie, dengan 241.800 liter. Air Tractor (VW-AWU), dengan 2 sortie 6.200 ltr di Teluk Diambang, Tempuling, Inhil sudah 67x sortie, 204.600 liter.

Heli UR-CMI, sudah 1.199 sortie, 4.556.200 liter. Heli UR-CMT 2 Sortie 51x, 193.800 liter. Untuk wilayah Bangko, Rohil, sudah 532x sortie, 2.017.600 liter. Superpuma sudah 1.291x sortie, 5.164.000 liter.

Sementara itu, untuk data hostspot pada Kamis (14/7) kemarin, Riau masih terpantau terbanyak hotspot diwilayah Sumatera, yakni sebanyak 10 titik. Titik itu terdapat di Rohil sebanyak sembilan titik dan Dumai satu titik.

"Kita akan berusaha  terus mencegah meluasnya kebakaran lahan di Riau. Termasuk dari pihak kaemanan juga telah mengamankan diduga pelaku pembakar lahan," tutup Sanger.


Masih Membara
Dari Rokan Hulu, Karhutla yang terjadi di Hutan Lindung Bukit Suligi, Kecamatan Kabun, hingga saat ini masih membara. Diperkirakan ribuan hektare lahan di kawasan itu telah hangus terbakar.

Seperti dituturkan Adnan, Ninik Mamak warga Desa Koto Ranah, Kecamatan Kabun, kebakaran di areal itu sudah terjadi sejak Jumat lalu. Ketika itu, warga juga menyaksikan helikopter turun tangan melakukan bom air.

Namun, pada Senin (11/7) kebakaran kembali terulang dan berlanjut hingga Kamis (14/7). Akibatnya kabut asap mulai menyebar ke perkampungan di Kecamatan Kabun.

"Sekarang tidak ada lagi pemadaman, padahal api yang paling besar hari ini,” ujarnya.

Terkait hal itu, Kepala BPBD Rohul, Aceng Herdiana, mengaku kaget dengan informasi tersebut. Disampaikannya, informasi kebakaran hutan lindung Bukit Suligi tersebut belum diterimanya. “Informasi kebakaran di hutan lindung Bukit Suligi belum kita dapat. Informasi yang kita terima kebakaran di Desa Serombou Indah,” katanya.

Meski demikian, sebagai tim penanggulangan bencana alam, Aceng Herdiana, mencoba mencari informasi tentang keabsahan kebakaran tersebut dengan mencoba menghubungi Atnan, Ninik Mamak warga Desa Koto Ranah.
“Tadi penanggulangan bencana alam (Aceng Herdiana) menelpon saya. Dia bertanya tentang kebakaran itu. Saya bilang, kebakaran sudah berlangsung sejak senin kemarin. Dan puncak apinya hari ini,” terang Adnan, untuk kedua kalinya. (dod, nur, gus)