Pedagang Pasar Sukarami Mengeluh

Omset Turun 90 Persen

Omset Turun 90 Persen

PEKANBARU (HR)-Telah tiga hari berlalu tanpa ada jual beli di toko pakaian miliknya. Lili Riza (43), salah seorang pedagang pakaian jadi di Pasar Sukaramai Pekanbaru sangat memaklumi kenyataan yang dihadapinya tersebut.

Menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dollar, diakuinya telah mengurangi minat dan daya beli masyarakat terhadap barang dagangannya. Ketika Haluan Riau mengunjungi pusat perbelanjaan Pasar Sukarami Pekanbaru, Jumat (6/2).

"Telah tiga hari kami tidak ada jual beli, sepi sekali pembeli. Meski suasana pasar selalu ramai, tapi pada umumnya mereka (pengunjung, red) hanya sekedar melihat-lihat saja. Omset kami turun hingga 90 persen," tutur Lili.

Pedagang yang telah berjualan pakaian jadi sejak 2003 ini, mengakui sepinya pembeli tersebut sebenarnya telah terjadi pasca Idul Fitri 1435 Hijriah, lalu. Kondisi tentu saja ini membuat para pedagang di pusat perbelanjaan mengeluh.

Menyadari pemicu timbulnya krisis ekonomi ini tentunya, selaku pedagang tak mampu berbuat banyak. Mengingat pemerintah selaku regulator dan operator kebijakan ekonomi nasional tidak berbuat banyak terhadap perbaikan ekonomi masyarakat menegnah ke bawah ini.

Sebagaimana juga diakui Yeni (47) seorang pedagang kebaya yang sudah 20 tahun eksis di perdagangan ini. Saat ini dalam sehari ia hanya bisa menjual beberapa potong kebaya saja. Tentu saja hal ini bisa mengurangi pendapatan  yang diperolehnya.

"Saya berharap agar perekonomian bisa kembali normal dan stabil, sehingga masyarakat tidak merasakan dampak dari ketidakstabilan perekonomian tersebut," kata Yeni.

Sempit
Pusat perdagangan pakaian jadi Plaza Sukaramai Pekanbaru ini, merupakan salah satu pusat perbelanjaan terkemuka di Pekanbaru. Berada tepat di lantai dasar mall, plaza ini berdiri area sekitar seluas 6000 meter persegi, di Jalan Jenderal Sudirman.

Posisi strategis plaza yang juga kerap disebut Pasar Pusat, berjarak sekitar 8 kilometer dari Bandara Sultan Syarif Kasim II. Tidak jauh dari pusat perkantoran pemerintahan dan perbankan di Propinsi Riau.
 
Pasar ini dibangun dan dioperasikan oleh  PT Makmur Papan Permata. Selain menyediakan pakaian jadi, pasar ini juga menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat, seperti bahan pakaian.

Selama ini, Pasar Sukaramai selalu menjadi tujuan belanja warga Kota Pekanbaru dan masyarakat Riau. Sayangnya, seiring dengan penurunan daya beli masyarakat, hingar-bingar jual beli di pasar ini pun turut meredup.

DI sisi lain, perkembangan pasar menuju arah yang lebih modern pada saat ini, turut berkontribusi menjadi kelemahan bagi Pasar Sukaramai. Salah satunya adalah faktor kenyamanan, yang menjadi jaminan pusat perdagangan pasar modern.

Masalah kenyamanan dalam berbelanja ini diakui para pengunjung kepada Haluan Riau. Salah satunya seperti lorong jalan di Pasar Sukaramai menjadi sangat sempit, karena barang dagangan memadati lorong jalan. Sehingga kondisi ini membuat  pengunjung harus berdesakan.

Riska (25) salah satu pengunjung mengeluhkan hal tersebut. "Kami jadi malas untuk berbelanja ke dalam untuk  membeli pakaian, selain gerah dan berbau, jalanan sangat sempit dan pengap," keluhnya.

Tak bisa dipungkiri, keberadaan Pasar Sukaramai telah memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di Kota Pekanbaru. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, sangat dibtuhkan solusi bagi para pedagang tersebut.(fit/ica)