Provinsi Tetangga Juga Harus Ikut Cegah Kebakaran

Siaga Darurat Karhutla Diperpanjang 4 Bulan

Siaga Darurat Karhutla Diperpanjang   4 Bulan

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Komandan Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan Riau, Danrem 031/Wirabima Brigjen TNI Nurendi, menegaskan, pihaknya memutuskan untuk memperpanjang status Siaga Darurat Karhutla hingga empat bulan ke depan.

Langkah ini ditempuh untuk mengantisipasi munculnya kabut Siaga asap yang telah 18 tahun belakangan ini selalu mendera Riau.

Sedianya, status Siaga Darurat Karhutla tersebut berlaku hingga 4 Juni 2016. Namun melihat kondisi di Riau saat ini yang sudah memasuki musim kemarau, maka status itu diputuskan untuk diperpanjang hingga September mendatang.

"Ini juga berlaku bagi seluruh kabupaten dan kota di Riau. Ini adalah langkah antisipasi
supaya kabut asap jangan sampai muncul dan mengganas seperti tahun-tahun sebelumnya. Intinya jangan sampai ada kabut asap lagi. Nanti pusat marah lagi, kita yang malu. Selain itu arah angin yang menuju utara juga akan berdampak ke negara tetangga," terangnya, kepada seluruh peserta Rakor Karhutla di Posko Lanud Roesmin Nurjahdin, Pekanbaru, Senin (30/5).

Hal ini juga sesuai dengan perintah Presiden RI Joko Widodo, yang sudah mengultimatum kepada seluruh pejabatnya yang ada di daerah, seperti Danrem dan Kapolda, jika gagal mencegah Karhutla dan kabut asap, maka ancamannya dicopot dari jabatannya.

Ditambahkannya, menurut rencana, pada Juli mendatang, Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan kembali mengujungi Riau. Kedatangannya itu untuk menghadiri Hari Lingkungan Hidup yang dipusatkan di Kabupaten siak.
"Jadi sangat penting bagi kita untuk mencegah terjadinya kabut asap pada tahun ini. Apalagi, Riau sudah 18 tahun selalu diselimuti kabut asap," ujarnya lagi.

Elnino Melemah
Dalam kesempatan itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sugarin, menjelaskan, untuk tahun 2016 ini dampak Elnino sudah mulai melemah.
Bila dibandingkan tahun lalu, musim kemarau tahun ini diprediksi lebih normal. Namun saat memasuki kemarau pada Juni ini, tetap harus diwaspadai kemungkinan munculnya kebakaran hutan dan lahan di Riau. Hal ini penting, supaya apa yang telah terjadi pada tahun-tahun lalu, tidak terulang lagi pada tahun ini.

"Kalau perlu perpanjangan status siaga kita perpanjang hingga bulan September mendatang, samakan dengan Sumsel status siaganya hingga September. Jangan sampai terlambat lagi dalam pencegahan kebakaran, jika tampak titik api langsung dipadamkan," ungkap Sugarin.

Lebih jauh dikatakan Sugarin, masih ada kendala yang akan dialami Riau, jika nantinya Riau sukses dalam pencegahan kebakaran dan bebas dari asap. Sebab, hal serupa juga idealnya juga terjadi di provinsi tetangga. "Kalau di Sumsel dan Jambi tetap marak kebakaran hutannya, sama saja Riau tidak akan terbebas dari kabut asap yang dikirim dari provinsi tetangga," ujarnya.

"Cuaca di Riau ini sedikit unik. Pada musim kemarau nanti, angin bertiup dari selatan ke utara, atau masuk ke Riau. Jadi supaya benar-benar terbebas dari asap, tidak Riau saja yang bergerak, provinsi tetangga juga harus melakukan aksi serupa," tambahnya.

Sementata itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, mengatakan, untuk perpanjangan status akan dilakukan. Mengingat jika status siaga dicabut maka bantuan dari BNPB juga akan ditarik. Sejauh ini dua heli dan pesawat airtractor masih tetap berada di wilayah Riau untuk operasi pencegahan kebakaran.

"Sepanjang tahun 2016 ini titik api di Riau jauh berkurang bila dibandingkan tahun lalu, ini berkat kerja sama tim Satgas bertugas mencegah kebakaran. Status tetap diperpanjang, begitu juga dengan lima daerah di Riau juga akan memperpanjang status siaga," jelas Edwar Sanger. (nur)