Gelar Tepung Tawar untuk Gubri

LAM Riau Harap Realisasi APBD Digesa

LAM Riau Harap Realisasi APBD Digesa

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Dilantiknya Arsyadjuliandi Rachman sebagai Gubernur Riau definitif, juga disambut gembira dan rasa syukur oleh Lembaga Adat Melayu Riau.

Sebagai bentuk rasa syukur tersebut, Gubri Arsyadjuliandi Rachman pun menjalani proses adat tepung tawar, yang digelar di Gedung Lembaga Adat Melayu Riau di Jalan Diponegoro, Jumat (27/5).

Seiring dengan kegiatan itu, harapan juga digantung Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau kepada Gubri Arsyadjuliandi Rachman.

Salah satunya agar menggesa realisasi anggaran, sehingga pembangunan bisa berjalan dengan maksimal.  
Tepuk tepung tawar merupakan salah satu tradisi adat Melayu Riau, untuk menyambut kebahagiaan dan rasa syukur.

"LAM Riau mensyukuri atas apa yang telah kita terima saat ini dengan telah dilantiknya Gugernur Riau. LAM mereprentasikan dengan ritual tepuk tepung tawar, sebagai simbolisasi doa bersama agar diberi kekuatan melaksanakan amanah yang diberikan," ujar Ketua Harian LAM Riau, Al Azhar, ketika memberi sambutan.

Melalui pelaksanaan tepung tawar itu, LAM Riau berharap masyarakat Bumi Lancang Kuning akan menjadi lebih baik. Sebab, dengan kewenangan penuh yang kini dimiliki Gubri Arsyadjuliandi Rachman, LAM Riau berharap hal itu bisa menjadi tonggak untuk merubah dan membawa pembangunan di Riau lebih cepat serta lebih baik, yang pada akhirnya bergerak menuju masyarakat yang sejahtera.

"Kita tidak muluk-muluk, melalui kewenangan penuh yang dimiliki Gubernur Riau, kita harap bisa lebih percaya diri untuk mengesa SKPD itu bekerja lebih maksimal.

Sekarang ini kita ketahui daya serap rendah, sehingga berpengaruh terhadap pembangunan di Riau," jelas Al Azhar.

Ditambahkannya, ada semacam bayang-bayang buruk tahun lalu, yakni adanya Sisa Langsung Penggunaan Anggaran (Silpa) yang tinggi.

Untuk itu, pada tahun ini pihaknya berharap hal serupa jangan sampai terulang lagi. Daya serap anggaran memiliki efek nyata dan menetes terhadap sektor riil pembangunan di Riau.

"Untuk itulah perlu menyegerakan tencana pembangunan 2016 ini dan meminimalisir Silpa. Dengan masa jabatan yang hanya tinggal dua tahun ini berbuatlah bagi kesejahteraan masyarakat dan mempercepat infrastruktur," ungkap Al Azhar.

Lebih lanjut, Al Azhar mengatakan, menjalankan roda kepemimpinan untuk saat ini, tidak sama dengan pemimpin-pemimpin sebelumnya. Memperbaiki kinerja SKPD, adalah tugas prioritas yang harus dilakukan Gubri yang akrab disapa Andi Rachman ini.

Sebab, masih rendahnya realisasi anggaran di Pemprov Riau, juga tidak terlepas dari sikap dan manajemen kepala satuan kerja di lingkungan Pemprov Riau.

Menurutnya, tindakan 'keras' kepada kepala dinas bukan maksud untuk menunjukan ego pemimpin. Melainkan agar kinerja bawahannya maksimal. Terutama dalam melakukan realisasi APBD Riau yang masih sedikit.

"Keraslah terhadap bawahan. Supaya anggaran pemerintah itu bisa berjalan maksimal," harapnya.

Menurut Al Azhar, langkah membawa 'rotan' kepada kepala satuan kerja di di lingkungan Pemprov Riau, agar tahun ini tidak lagi ada Silpa.

Ada banyak efek yang membuat pertumbuan Riau turun apabila realisasi anggaran pemerintah tetap seperti tahun sebelum-sebelumnya.

"Perlu dicatat, Kalau soal silpa itu bukan imbauan, tapi desakan dari kita. Kalau memang masalahnya saat ini ada pada SKPD, mereka harus dibawakan 'rotan' supaya kerja," terangnya.


Sementara itu, Gubri Andi Rachman, mengapresiasi digelarnya ritual tepuk tepung tawar yang diadakan LAM Riau. Terkait harapan yang disampaikan LAM Riau, Gubri juga mengatakan pihaknya telah memiliki gambaran untuk melangkah lebih jauh.

"Yang paling penting apa yang dijalankan masyarakat Riau bersama pemerintah daerah, berkomitmen untuk manjalankam Visi Riau 2020 itu menjadikan Riau sebagai kebudayaan Melayu dunia," kata Gubernur Riau.

Menurutnya, kegiatan tepuk tepung tawar ini membuktikan bahwa Riau menjadi pusat kebudayaan Melayu, yang tidak menghilangkan tradisi Melayu. Tidak hanya dinilai dari nilai sanggarnya tapi dari tradisi budaya Melayu.

"Saya sudah sampaikan bahwa mari bergandeng tangan dalam membangun Riau ini, dan juga membangun kebudayan Melayu," tambahnya.

Sementara itu, dari ritual tepuk tepung tawar ini diawali dengan Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat Melayu Riau, OK Nizami Jamil, kemudian dilanjutkan oleh sesepuh adat, tokoh-tokoh adat melayu Riau. Majelis Tepuk Tepung Tawar ini ditutup dengan doa untuk keberkahan majelis. (nur)