Dugaan Suap Alih Fungsi Lahan

Wabup Bengkalis Ikut Diperiksa KPK

Wabup Bengkalis Ikut Diperiksa KPK

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Untuk kesekian kalinya, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, dalam kasus dugaan pidana suap revisi alih fungsi lahan dan hutan di Riau, Selasa (17/5). Dari sejumlah saksi tersebut, salah satunya adalah Wakil Bupati Bengkalis, Muhammad.

Sama dengan pemeriksaan sebelumnya, para saksi tersebut dimintai keterangannya di areal Kompleks Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Pekanbaru di Jalan Pattimura. Pemeriksaan kali ini dilakukan penyidik lembaga antirasuah itu untuk melengkapi berkas perkara tersangka Edison Marudut Siahaan.

Wabup
"Pemeriksaan hari ini dan beberapa hari ke depan difokuskan mendalami dugaan tindak pidana terhadap yang bersangkutan (tersangka Edison,red), dan melengkapi berkas-berkas," ungkap Kepala Bagian Informasi dan Pemberitaan KPK, Priharsa Nugraha.

Selidiki Asal Uang
Mengenai teknis dan materi pemeriksaan, ia enggan mengungkapkannya. Hanya saja Priharsa menjelaskan, tujuan penyidikan bisa saja untuk mengejar asal uang yang dijadikan suap oleh tersangka Edison kepada mantan Gubri Annas Maamun, yang juga menjadi pesakitan dalam kasus ini bersama seorang nama lainnya, Gulat Medali Emas Manurung.

"Bisa juga ditelisik mengenai uang pemberian. Dari mana uang, dan ke mana saja uang tersebut," jelas Priharsa.

Terhadap kemungkinan pengembangan kasus, apakah akan merembet kepada tindak pidana korupsi yang lainnya, juga bisa saja terjadi. Priharsa menegaskan sepanjang adanya informasi, dan fakta akan perkara lainnya, maka proses penyidikan bisa dilakukan.

"Yang pasti berkaitan dengan kasus ini, dan juga kemungkinan pengembangannya. Tergantung info yang dihimpun penyidik," tegasnya.

Sementara itu, dari pantauan Haluan Riau, sejumlah saksi yang menjalani pemeriksaan di SPN Pekanbaru mengaku dimintai keterangan terkait hubungan personal mereka dengan tersangka Edison.

Wakil Bupati Bengkalis, Muhammad, misalnya, mengaku dicecar sepuluh pertanyaan oleh penyidik. Menurutnya, dalam pemeriksaan itu, dirinya tidak diajukan pertanyaan yang menyangkut pembahasan uang dan sumber uang. Ia irit bicara lebih lanjut mengenai materi pemeriksaan.

"Sepuluh pertanyaan, kurang lebih. Ya konfirmasi saja. Tidak ada (pertanyaan soal sumber uang yang diperoleh tersangka Edison,red)," jelas mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau tersebut.

Muhammad datang menggunakan mobil merk Honda Jazz berwarna hitam dan dikawal dua orang berpakaian sipil saat menuju mobil, begitu selesai menjalani pemeriksaan.

Selain Muhammad, saksi lainnya, Zainal Abidin, mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau juga enggan berkomentar banyak. Ia mengaku pertanyaan penyidik lebih kepada persoalan personalnya dengan tersangka Edison.

"Terkait alih fungsi hutan. Ya, ditanya persoalan personal. Kenal tidak dengan Edison. Seputar itu," ujarnya sambil berlalu.

Selain keduanya, terdapat saksi lainnya antara lain Indra selaku Kepala Biro Administrasi Pembangunan Provinsi Riau, Cecep selaku PNS pada Dinas Kehutanan Provinsi Riau, Welman Siahaan selaku fungsional Dinas Cipta Karya Provinsi Riau, Yuliarti Moesa selaku mantan Dirut RSUD Arifin Achmad, Drg Yusi Pratiningsih selaku Dirut RS Petala Bumi, Anwar Beth yang juga mantan Dirut RSUD Arifin Achmad dan Guntur selaku staf ahli Gubernur Riau.

Penyidik KPK yang diwawancarai usai melakukan pemeriksaan mengungkapkan jika proses pemeriksaan saksi-saksi akan terus berlanjut pada hari ini, Rabu (18/5).

"Besok masih lanjut, ada sepuluh saksi kira-kira. Ada dari (kalangan) birokrat, dan swasta," sebut salah seorang Penyidik KPK. (dod)