TIDAK PRODUKTIF

Ribuan Hektare Kebun Kelapa Butuh Peremajaan

Ribuan Hektare Kebun Kelapa Butuh Peremajaan

SELATPANJANG (riaumandiri.co)-Ribuan hektare kebun kelapa milik masyarakat di berbagai pulau di Meranti, butuh peremajaan. Hasil dari masing-masing pokok terkadang hanya 3 buah saja, sehingga tidak lagi memberikan produksi yang diharapkan.


Apalagi dengan kian banyaknya hama monyet yang mengganggu tanaman kelapa tersebut, semakin memperburuk keadaan. Ditambah lagi tingginya intrusi air laut memaksa tanaman tua itu harus layu.

Untuk mengatasi berbagai persoalan itu, masyarakat hanya berharap kepada pemerintah untuk bisa melakukan permajaan. Selain pemberian bibit kelapa itu, pemerintah juga diminta mampu mengatasi musibah intrusi air laut yang semakin lama semakin tinggi itu.

Demikian diungkapkan Nurmardyah (47), petani kelapa di Desa Bina Maju, kepada Haluan Riau baru-baru ini. Ibu ini mengaku kebun kelapa milik keluarganya beberapa tahun terakhir tidak lagi memberikan hasil.

Menurutnya, peremajaan tanaman itu seyogianya sudah dilakukan 5 atau 6 tahun sebelumnya. Tapi karena tidak ada modal untuk membeli bibit, akhirnya kelapa yang sudah berumur di atas 40 tahun itu masih saja tegak berdiri walau tidak berproduksi lagi.

Untuk itu menurut Ibu 4 anak itu berharap  kepada pemerintah agar mengadakan peremajaan terhadap perkebunan kelapa masyarakat tersebut. Sebab tanpa dukungan pemerintah, maka kondisi tanaman kelapa itu selamanya tidak akan menguntungkan,” sebut Ibu Nur ini.

Didampingi Sobiri Majid (50) sang suami, menambahkan persoalan yang dihadapi para petani kelapa di Meranti saat ini, terutama di Pulau Rangsang, selain kondisi tanaman yang sudah tua, hama kera yang menghabiskan buah kelapa yang masih muda juga sebuah persoalan yang belum bisa di atasi.

Kawanan kera yang banyak sekali hinggap di kebun seukuran seluas 1 hekatare hanya butuh beberapa jam saja. Kera tau dan sangat mahir membuka kelapa muda.  Dan setelah kelapa habis maka kawanan iti baru pindah ke kebun lainnya. Dan anehnya, hama ini akan kembali ke kebun itu setelah kelapa berbuah muda kembali.

Kelapa tua, gangguan hama kera dan tingginya intrusi air laut, penyebab semakin susahnya para petani kelapa di Kepulauan Meranti. Berharap pemerintah mengatasi berbagai persoalan tersebut.(jos)