Tarif Listrik Turun 0,9 Persen Pemicu Deflasi

Tarif Listrik Turun   0,9 Persen Pemicu Deflasi

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Berdasarkan rilis Badan Pusat Statisk (BPS) Riau, salah satu pemicu terjadinya deflasi bagi pertumbuhan ekonomi Riau disebabkan karena penurunan tarif listrik yang berlangsung selama April lalu.

Penurunan tarif listrik sebesar Rp12, 31 KW tersebut dilakukan berdasarkan adanya penyesuaian tarif pada beberapa golongan konsumen.

Dikatakan Manager SDM dan Umum PT PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Dwi Suryo Abdullah didampingi Humas PLN Nasri, Sabtu (7/5) penurunan tarif listrik yang terjadi selama April lalu, karena adanya penyesuaian tarif atau tarif adjustment (TA) sebesar Rp12,31 per KWH atau 0,9 persen yang dilakukan dibeberapa golongan pelanggan.

Menurutnya, penurunan tarif listrik dilakukan untuk golongan tarif rumah tangga dengan daya mulai dari R-1 beban 1.300 hingga R-3 beban 5.500 VA dan golongan bisnis dengan daya diatas 6.600 VA hingga 200 KVA.

"Dasar kita melakukan penyesuaian tarif ini kita lakukan tentunya berdasarkan tiga faktor yakni naik turunnya harga minyak dunia, terjadinya inflasi, dan juga menguat atau melemahnya rupiah terhadap dolar. Sehingga kita harus melakukan turun ataupun menaikkan tarif listrik," ujar Dwi.

Dijelaskan Dwi, bila di lihat dari dua golongan pelanggan tersebut, sebenarnya tarif listrik untuk keduanya hampir sama besarnya.
Namun, Dwi memastikan penurunan tarif listrik yang dilakukan tidak ada kaitannya dengan adanya penambahan pelanggan.

Bijak Dalam Penggunaan Listrik Namun begitu, meski di April 2016 terjadi penurunan namun dipastikan bahwa di Mei PT PLN (Persero) justru akan melakukan kenaikkan terhadap Tarif Dasar Listrik sebesar Rp10,47 per KWH atau 0,77 persen.

Oleh sebab itu, seiring dengan kenaikan tersebut maka, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar bijak dalam menggunakan listrik.

Hal ini guna menjaga kestabilan dalam penggunaan listrik, agar bisa melakukan penghematan listrik apabila tidak dipergunakan. Serta mengurangi atau pengalihan penggunaan listrik disaat beban puncak.

 Seperti melakukan setrika dimalam hari, mencuci dimalam hari. Hal ini guna menghindari terjadinya defisit listrik di wilayah Riau," pungkasnya.***