Musim Kering Berkepanjangan

Berdampak Buruk bagi Petani

Berdampak Buruk bagi Petani

MANTIASA (riaumandiri.co)-Sudah hampir 5 bulan musim kering melanda Kabupaten Kepulauan Meranti, khususnya Pulau Tebingtinggi. Selain mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan, musim kemarau berkepanjangan itu juga berdampak buruk terhadap pertanian masyarakat.

Para petani padi, sayur dan tanaman palawija lainnya di berbagai desa sejak musim kemarau melanda sudah mengalami kerugian. Kalau sebulan pertama kekeringan, hasil pertanian mereka masih bisa dijual. Namun, setelah hampir 4 bulan terakhir, hujan tidak turun, akhirnya memaksa tanaman tersebut menguning dan tidak laku dijual.

Salah seorang petani di Desa Mantiasa Kecamatan Tebingtinggi Barat, Poniman (44), kepada Haluan Riau, Jumat kemarin mengeluhkan tanaman jagung dan sayuran yang ditanamnya saat ini mengalami gagal panen.

Menurutnya, tanaman palawija umumnya belakangan ini tidak menghasilkan. Kondisi ini membuat para petani merugi, pada hal semestinya saat ini seluruh tanaman tersebut sudah bisa dipanen.

Kalaupun ada yang berbuah seperti jagung, buahnya menjadi kerdil-kerdil dan tidak menguntungkan untuk dijual. "Padahal modal kita lumayan besar untuk mengusahakan tanaman tersebut. Tapi akhirnya tidak memberikan hasil sebagaimana diharapkan,” tuturnya sedih.

Penuturan yang sama juga diungkapkan Karim petani lainnya di Desa Insit, juga mengeluh akibat kondisi cuaca yang cukup ekstrim 4 bulan belakangan ini. Diakuinya, kalau mereka hidup selama ini dari hasil pertanian tanaman palawija saja. Seperti sayur jenis Sawi, Bayam , dan Kangkung menjadi sumber penghasilan keluarganya setiap hari.***