Triwulan 2

Pertumbuhan Ekonomi akan Lebih Positif

Pertumbuhan Ekonomi akan Lebih Positif

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Meski pun pertumbuhan ekonomi Riau, di triwulan I belum bergerak seperti yang diharapkan. Namun di triwulan II diyakini akan menunjukkan pertumbuhan kearah yang lebih positif, dengan perkiraan akan tumbuh diangka 1,2-2 persen.

 Hal ini seiring dengan mulai banyaknya sektor yang memberikan andil dan berpotensi dalam penambahan Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) Riau selain di sektor pertambangan.

Demikian diungkapkan Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau Ismet Inono, Selasa (26/4) di Kantor BI Riau. Menurutnya, selama ini sektor pertambangan memang menjadi primadona bagi perekonomian.

 Akan tetapi dengan mulai berkembangnya sektor pertanian dan juga sektor industri, diharapkan bisa menjadi andalan dalam mendongkrak perekonomian Riau di triwulan II.

"Saat ini kita tidak lagi mengharapkan disektor pertambangan, namun sektor lain seperti pertanian. Sektor tersebut sudah mulai memberikan hasil, karena tidak ada indikasi gagal panen dari para komunitas petani. Serta lancarnya alur distribusi logistik antar kota mulai dirasakan," ujar Ismet.

Begitu pula halnya, pertumbuhan tersebut dirasakan semakin baik, karena rendahnya nilai impor dibandingkan ekspor yang selama ini justru dirasakan terbalik.

Adanya peningkatan nilai investasi yang turut mewarnai pertumbuhan, dan adanya peningkatan pada konsumsi pemerintah melalui penggunaan anggaran daerah.

Seiring hal tersebut, lanjut Ismet, meski pada triwulan I realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Riau 2016, masih dirasakan rendah.

 Namun diharapkan pada triwulan II seluruh proyek infrastruktur bisa berjalan dan bisa memacu pertumbuhan sesuai dengan yang diharapkan.

"Motivasi dari pemerintah daerah diyakini bisa mendorong realisasi APBD yang pada triwulan I dirasakan masih rendah serapannya. Diyakini bisa membantu pertumbuhan triwulan II ke depan," tuturnya.

Tekan Inflasi Dalam kesempatan itu, Ismet juga menuturkan, untuk menekan angka inflasi di Riau yang saat ini masih dirasakan cukup tinggi yakni 0,49 persen dibandingkan nasional berada pada 0,19 persen. Hal ini disebabkan karena masih banyak harga pada 7 kelompok inti yang mengalami kenaikan.

Di mana kenaikan tersebut menjadi pemicu terjadinya inflasi seperti kenaikan harga cabe merah, bawang merah, listrik dan daging.

Guna menekan laju inflasi tersebut, maka BI bersamaan dengan tim pengendali inflasi daerah (TPID) propinsi dan kota Pekanbaru akan melakukan beberapa upaya.

Di antaranya, melakukan monitoring dan menginformasikan kepada masyarakat terkait harga-harga kebutuhan pokok, monitoring arus barang dan surplus defisit pangan, peningkatan infrastruktur pangan, pengembangan kerjasama antar daerah, perbaikan tata niaga dan intervensi dalam rangka stabilitas harga dan juga melakukan pengelolaan ekspektasi (PIHPS dan himbauan kepada masyarakat terkait harga).

"Upaya ini dilakukan juga dalam rangka mempersiapkan jelang ramadhan dan lebaran pada Juli mendatang. Khususnya persiapan stok dilakukan di Mei, yang dianggap sebagai bulan persiapan,"pungkasnya. (nie)