Harga Karet dan Sawit Membaik

Harga Karet dan Sawit Membaik

PANGKALAN KERINCI (riaumandiri.co)-Harga jual komoditi karet di sejumlah kecamatan mulai membaik. Secara perlahan, harga jual komoditi unggulan masyarakat tempatan ini di tingkat toke kecil mulai merangkak naik.

Begitu pula, kabar gembira bagi masyarakat yang menafkahi hidupnya sebagai petani kelapa sawit, perlahan namun pasti mulai membuat mereka tersenyum sumringah. Betapa tidak, beberapa pekan lalu, harga karet hanya dibandrol sekitar Rp5 ribu untuk setiap kilogramnya, namun nyaris sepekan ini, harga jual sudah tembus di angka Rp6 ribu hingga Rp7 ribu per kilogramnya.

Begitu pula, harga jual kelapa sawit, nyaris menembus angka Rp2 ribu per kilogramnya, pada hal pekan-pekan sebelumnya masih berkutat di angka Rp1.000 lebih sedikit.

Eben, salah satu petani karet asal Kecamatan Bandar Petalangan, mulai menunjukkan tabiat aslinya, selalu tersenyum sumringah. Padahal, sebelum harga karet merangkak naik, ayah tiga anak ini kesulitan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Eben pun sujud syukur akibat membaiknya harga karet sala satu mata pencaharian yang telah dikaloninya belasan tahun ini.

"Alhamdulillah mulai menunjukkan grafik peningkatan harga karet di tingkat toke kecil. Biasanya, sekali panen (membangkit) karet ini hanya mampu mengumpulkan rupiah sekitar Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu saja. Namun, pada harga jual pekan ini, mengalami peningkatan hingga sekitar Rp 400 ribu dan Rp 500 ribu. Artinya, untuk membeli beras sudah berada di level aman alias tertutupi dengan harga yang mulai naik tersebut," ujar Eben, warga RT 04 Desa Lubuk Terap ini, Kamis (14/4).

Eben menambahkan, dengan harga bahan pokok yang terlanjur melambung tinggi dengan harga komoditi karet dan kelapa sawit yang murah, masyarakat sangat mengeluh dan mesti pintar-pintas menyiasati kebutuhan hidup yang tinggi saat ini. Idealnya, harga karet berada di angka Rp10 ribu per kilogram dan sawit sekitar Rp2.500 per kilo gram, maka Eben dan petani sawit pasti selalu tersenyum riang.

Aguspuri Tampaludin pun, salah seorang petani sawit mulai rajin merawat kebun sawitnya seluas dua hektar, karena harga jual yang mulai naik. Biasanya, dengan harga jual yang rendah, tak mampu untuk membeli pupuk? dan kebutuhan hidup lainnya. Ia berharap, harga terus naik atau setidaknya mampu bertahan di angka Rp2 ribu per kilogram.

"Bila harga sawit dibawah seribu, maka dipastikan kebun tak akan terawat, karena mahalnya harga pupuk. Semoga harga berangsur membaik dan kebutuhan hidup tetap terpenuhi," harap Tampal, yang telah memiliki buah hati sepasang ini. ***