Peringatan Isra Mikraj 1437 H Di Desa Sialang Kubang

Gunakan Akal, Logika dan Hati Terima Kebenaran

Gunakan Akal, Logika dan Hati Terima Kebenaran

PERHENTIAN RAJA (riaumandiri.co)-Jadikan momentum peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW 1437 H untuk menggunakan akal, logika, dan hati dalam menerima kebenaran. Sehebat dan sekuat apapun manusia pasti memiliki kelemahan dan kekurangan, hanya Allah SWT segala Maha Mengetahui.

Hal itu disampaikan Ketua TP PKK Kabupaten Kampar Hj Eva Yuliana pada saat menghadiri acara peringatan Isra Mikraj 1437 H yang diadakan di halaman Kantor Desa Sialang Kubang, Kecamatan Perhentian Raja, Senin (11/4).

Turut hadir Camat Perhentian Raja Martiyus, anggota DPRD Kabupaten Kampar Rakhmat Jevary Juniardo, serta kepala desa se-Kecamatan Perhentian Raja.

“Peristiwa Isra Mikraj menjadi tonggak sejarah Nabi Muhammad SAW menerima perintah Allah untuk melaksanakan salat. Apabila kita menunaikan saalat dengan sungguh-sungguh tentunya kita mampu mencegah perbuatan buruk dan mungkar,” katanya.

Eva sangat berharap kegiatan peringatan Isra Mikraj ini jangan hanya life service saja, hendaknya tausiah yang disampaikan oleh KH Muhayat benar-benar bisa dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Mudah-mudahan de-ngan momentum peringatan Isra Mikraj ini jalinan silaturahim kita terus berjalan,” harapnya.

Sementara itu ketua panitia pelaksana Surono mengatakan kegiatan ini terlaksana berkat swadaya masyarakat. “Ini sudah menjadi agenda tahunan kita untuk memperingatinya,” katanya.

KH. Muhayat dalam tausiahnya menceritakan tentang peristiwa Isra Mikraj yang sangat luar biasa yang dilakukan oleh Rasulullah. Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW sendiri, memberikan kekuatan batin bagi Beliau, atas cobaan atau musibah yang menimpa sepeninggalan paman, kakek serta istri Beliau yang tercinta. Semasa hidupnya, mereka merupakan benteng terhadap serangan musuh musuh Beliau yang berusaha menghentikan perjuangan Beliau.

"Dari berbagai cobaan yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW atas kehendak Allah SWT, Rasulullah kemudian dinaikkan dari Masjidil Aqsa hingga ke Sidratul Muntaha untuk mendapatkan perintah salat lima waktu yang semula lima puluh waktu dalam sehari semalam," jelas Ustadz KH. Muhayat.

Maka dari itu beruntunglah kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW yang telah diberikan keringanan oleh Allah SWT dengan mengerjakan kewajiban salat lima waktu dalam sehari semalam tanpa mengurangi pahala lima puluh waktu. Dirinya juga mengajak kepada seluruh jamaah yang hadir untuk terus menguatkan iman dengan menjaga kewajiban salat, seperti halnya dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.(adv/humas)