Nasib Petani Karet Makin Terpuruk

Pemkab Diharap Ikut Carikan Solusi

Pemkab Diharap Ikut Carikan Solusi

BENGKALIS (riaumandiri.co)- Para petani karet masih saja dipusingkan rendahnya harga jual karet di pasaran sejak dua tahun terakhir ini. Sebagian petani karet memilih mencari pekerjaan yang lain dan membiarkan kebun mereka begitu saja.

Tidak semua petani  karet memang, sebagian masih setia menyambangi satu persatu batang karet, kendati dihadapkan kondisi harga yang sangat rendah ditambah musim panas yang menyebabkan getah tidak sebanyak hari-hari biasa. “Mau tak mau, walau harga sangat rendah. 3 kg ojol (karet) baru bisa beli 1 kg beras,” ujar Nurhadi warga Jangkang, Rabu (30/3).

Sebagian petani karet ada yang terpaksa menyabung nasib ke neger jiran Malaysia. Sebenarnya, di Malaysia-pun tidak seperti dulu, mudah mencari pekerjaan, bayaran juga memuaskan. Beberapa tahun terakhir mencari pekerjaan di Malaysia hampir sama sulitnya di kampung halaman, saking ramainya pekerja yang membutuhkan pekerjaan.

“Sekarang ini tidak hanya petani karet yang sulit, pekerjaan yang lain seperti nelayan juga dihadapkan pada ombak besar. Sedangkan buruh-buruh bangunan juga tergantung ada tidaknya proyek, berjalan atau belum. Pemerintah dituntut bijak menyikapi persoalan ini,” imbuh Nurhadi.

Masih menurut Nurhadi, pada tahun 2015 lalu saat Bupati masih dijabat, H Herliyan Saleh, sempat muncul rencana pembelian karet masyarakat oleh Pemerintah Daerah melalui koperasi atau BUMD yang ada.

Sayang, program tersebut tidak terealisasi kendati masyarakat petani sangat berharap  kegiatan tersebut terwujud.

“Rencana pembelian karet masyarakat melalui koperasi itu saya nilai sangat tepat disaat harga ojol jeblok seperti ini, entah semacam subsidi silang atau apalah namanya. Ya paling tidak 1 kg ojol bisa dihargai 1 kg beras itu sudah lumayan. Soal teknisnya, seperti apa pemerintah lebih tahu, yang pasti kalau rencana ini terealisasi sangat membantu petani,” jelas Nurhadi.

Masih soal jebloknya jarga ojol serta persoalan eknomi yang semakin sulit, Nurhadi berharap ada langkah-langka kongkrit yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah bersama DPRD Bengkalis.

“Kalau memang tidak memungkinkan untuk merealisasikan program pembelian karet masyarakat, mohon dicarikan solusi lain untuk mengatasi per soalan ini. Masyarakat benar-benar dihadapkan pada kondisi sulit terlebih para petani karet,” sebut Nurhadi lagi. ***