Said Hasyim Anjurkan Masyarakat Gemar Makan Sagu

Said Hasyim Anjurkan Masyarakat Gemar Makan Sagu

SELATPANJANG (riaumandiri.co) – Wakil Bupati Kepulauan Meranti Said Hasyim memiliki kenangan sendiri di daerah Kampung Baru, Kelurahan Selatpanjang Selatan. Kenangan itu ia bagikan bersama murid-murid SDN 25 saat menjadi pembina upacara di sekolah tersebut, Senin (28/3) kemarin.

Orangtua Said Hasyim dulunya pernah bertempat tinggal di daerah Kampung Baru. Di kawasan pemukiman padat itu dia menghabiskan masa kecilnya. Meski mengenyam pendidikan dasar di SDN 8, namun letak SDN 25 di Jalan Ismail yang tidak jauh dari rumah tinggalnya dulu, tetap memiliki kesan bagi Said Hasyim. Atas dasar itu pula dia memilih mengikuti upacara pada Senin pagi kemarin di sekolah tersebut.

“Tahun 60-an dulu saya mengalami seperti anak-anak sekarang. Saya dulu tinggal dan dibesarkan di sini. Jadi kita sekampung, sama-sama orang Kampung Baru. Jadi, orang Kampung Baru juga bisa jadi wakil bupati,” ujar Said mengawali sambutannya,  disambut tepuk riuh para murid dan majelis guru.

Dulu, kenang Said, kondisi sekolah tersebut sangat sederhana. Jalan pergi ke sekolah sangat buruk karena becek apalagi saat musim hujan. Bahkan seringkali dia terpaksa melepas sepatu dan memakainya setelah tiba di sekolah.

Meski masih ada yang kurang namun sekarang sekolahnya sudah bagus. “Jadi, harus ada dari sekolah ini yang nantinya jadi wakil bupati atau jadi bupati.

Saya lihat banyak yang punya bakat. Demikian juga bagi yang putri sebab sekarang sudah banyak kepala daerah yang perempuan,” kata dia.

Untuk sarapan pagi lanjut Said, ia ingat betul sering dibikinkan ubi rebus dan makanan dari sagu oleh ibundaya. Khusus makanan dari sagu ada dalam bentuk mi sagu, sagu rendang, dan gobak sagu.

Dia pun yakin anak-anak sekarang tidak pernah lagi sarapan makanan dari sagu karena seakan ada anggapan sagu itu makanan orang kampung.

Padahal, sebut Said, sagu lebih baik dari beras. Dia mencontohkan masyarakat Papua dan Maluku yang fisiknya kuat-kuat karena makanan pokoknya sagu. Dia pun menganjurkan agar murid-murid tersebut tidak ragu makan makanan dari sagu.

Said meminta anak-anak Kampung Baru berani bersaing. Caranya dengan rajin belajar dan berdoa. Terutama dengan mengharapkan doa orangtua dan guru. Dia pun berpesan agar anak-anak tersebut jadi anak yang berbakti pada orangtua dan guru.

“Meski sekolah di kampung, saya dulu mampu bersaing baik di Pekanbaru dan di Jakarta. Bahkan saat di IIP (Institut Ilmu Pemerintahan) Jakarta, saya bisa menempati posisi 30 dari 500 peserta. Itu sudah cukup lumayan,” ungkap dia.

Said berharap murid-murid tersebut bisa menemukan kelebihan yang dimiliki masing-masing. Menurutnya setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Namun tidak banyak orang yang mampu menemukan kelebihannya.

“Jangan jadi orang yang terlalu over dan terlalu rendah diri. Biasa saja dan temukan kelebihan diri masing-masing. Caranya rajin belajar dan minta doa orangtua dan guru,” sebutnya.(jos)