Sejak 2013 Usulkan 200 Paket Bangunan Fisik

Sejak 2013 Usulkan 200 Paket Bangunan Fisik

BANDUL (riaumandiri.co)-Camat  Tasik Putripuyu  Fahrurrozi mengungkapkan, sejak tahun 2013 lalu dari usulan 10 desa yakni usulan pembangunan fisik semuanya berjumlah 200 paket.

Mulai dari persoalan infrasruktur dasar hingga upaya peningkatan kesejahteraan, kesehatan dan peningkatan sumber daya manusia.

Semua usulan pembangunan tersebut menurutnya, persoalan infrastruktur jalan menjadi persoalan klasik yang paling dibutuhkan masyarakat dari tahun ke tahun.

Seperti pembangunan jalan poros di sepanjang lebih kurang 5,5 KM, yang akan menghubungkan Desa Mekar Delima dengan Desa Putri Puyu,”ungkapnya saat melaksanakan kegiatan Musrenbang Kecamatan Tasik Putripuyu belum lama ini di Desa Bandul.
Kepala Desa Putri Puyu Syahrul, kepada Haluan Riau mengungkapkan, kondisi jalan dari Desa Mekar Delima menuju Desa Putri Puyu hingga saat ini masih sangat memprihatinkan.

Di kala musim penghujan, ruas jalan itu tak ubahnya bagai kubangan kerbau. Dan di saat musim kemarau akan menjadi debu yang sangat tebal. Sehingga kalau ada kendaraan lewat di depan, maka seluruh permukaan jalan tidak akan kelihatan akibat tebalnya debu.

Tanah gambut yang cukup tebal di sepanjang ruas jalan itu membuat di semua kondisi akan tetap menyulitkan para pengguna  jalan. Walau memang lebih baik sedikit dilalui saat musim kemarau, tapi pengendara harus rela bermandikan debu.

Dan jika musim penghujan berkepanjangan, maka masyarakatpun harus menyikapinya dengan membuat jembatan papan selebar satu helai, yang disambung-sambung hingga memanjang sejauh yang bisa dilapisi papan,”aku dia.

Sementara melalui papan sekeping tersebut lanjutnya, pengedara harus memiliki ke mahiran  berkendara di atas sekeping papan. Menghadapi kondisi ini tidak semua masyarakat lolos melintasinya.

Jangankan kaum ibu atau wanita yang tidak lancar melintasinya, kaum bapak juga sebagian besar harus berusah payah saat melewati jalan yang menuntut kemahiran tersendiri itu.

Untuk itulah masyarakat di ke dua desa bertetangga itu berharap agar tahun 2017 mendatang, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti bisa mewujudkan pembangunannya.

Masyarakat juga berharap tidak usah langsung dilapisi aspal, atau disemenisasi. Karena kalau pola pembangunan dengan
konstruksi rabat beton, diyakini tidak akan bertahan lama.

Sebab dasar tanah gambut yang sangat labil itu tentu tidak akan bertahan lama menahan bangunan rabat beton dimaksud.(jos)