Launching Program Jaksa Masuk Sekolah

Jaksa Masuk Sekolah Bentuk Karakter Bangsa

Jaksa Masuk Sekolah Bentuk Karakter Bangsa

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Program Jaksa Masuk Sekolah merupakan salah satu bentuk aplikasi dari Program Nawacita yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Dimana, salah satunya membentuk karakter bangsa.

Demikian disampaikan Kepala Kejaksaan Tinggi Riau, Susdiyarto Agus Praptono, saat memimpin Launching Program Masuk Sekolah, di Sekolah Dasar Negeri 036 Pekanbaru, Kamis (17/3). Dikatakan Susdiyarto, pembentukan karakter bangsa harus dimulai sejak dini, dari anak yang duduk di bangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

"Dengan adanya itu (program JMS,red), kita mulai dari SD hingga perguruan tinggi. Kita mulai pembentukan karakter dari diri kita sendiri," ungkap Susdiyarto di hadapan ratusan siswa SD Negeri 36 Pekanbaru.

Lebih lanjut, Susdiyarto menyebut dalam pembentukan karakter harus berawal dari kepatuhan terhadap aturan yang ada. Setiap aturan yang dibuat terdapat sanksi yang harus dihadapi, jika melakukan pelanggaran terhadap aturan tersebut.

Sedikit diterangkan Kajati Riau, kalau program JMS ini merupakan program ketiga yang ada di Korps Adhyaksa. Sebelumnya, kata Susdiyarto, ada program Jaksa Masuk Laut, dimana saat itu tengah marak pelanggaran yang terjadi di perairan.

Yang kedua, yakni Jaksa Masuk Desa.  Saat itu, dikatakannya, dulu pembangunan diarahkan ke daerah terutama di perdesaan. Jadi, banyak terjadi pelanggaran di desa. "Untuk program Jaksa Masuk Sekolah. Bukan berarti anak-anak sekolah banyak melakukan pelanggaran. Namun, kita ingin sejak dini anak-anak mengerti akan hukum dan mau menjalankan setiap aturan yang ada," harap Susdiyarto.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau yang diwakili Abdul Kadir, menyambut baik program JMS ini. Adapun tujuannya adalah ingin membentuk anak-anak didik, untuk patuh dan taat kepada norma-norma yang berlaku.

"Apalagi zaman sekarang, begitu banyak pengaruh dari luar yang ingin merubah perilaku kita. Dari sekarang kita bentuk budi pekerti yang mulia.

Jangan sampai negara kita nantinya dipimpin oleh orang yang tidak mematuhi norma dan aturan," sebut Abdul Kadir.
"JMS ini memberi pemahaman, bagaimana anak-anak mentaati aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis," sambungnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Abdul Jamal, menyebut kalau pihaknya mendukung program JMS yang dilakukan pihak kejaksaan. Dengan ada kegiatan ini, sebut Abdul Jamal, anak-anak akan mengetahui tugas Jaksa.

Abdul Jamal juga menyebut kalau pembentukan karakter ini sudah tetuang dalam kurikulum K13, yakni pembentukan sikap dan mental. "Ini sebenarnya instruksi dari Pak Presiden juga ke kejaksaan hingga ke dinas pendidikan. Sasarannya adalah SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Juga orang tua nantinya," papar Abdul Jamal.(dod)