Kemudahan Bisnis Membaik

BI Yakin S&P Naikkan Rating Kredit

BI Yakin S&P Naikkan Rating Kredit

Jakarta (riaumandiri.co)-Bank Indonesia (BI) optimistis peringkat kredit Indonesia di mata Standard & Poor (S&P) akan naik tahun ini seiring dengan meningkatnya Indeks Kemudahan Bisnis (Ease of Doing Business/EODB) yang ditargetkan pemerintah melesat ke urutan 40.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, penilaian EODB bisa berpengaruh signifikan mengingat pemeringkatan S&P dilakukan berdasarkan reformasi institusional. Apabila EODB membaik, artinya ada indikasi perekonomian Indonesia juga ikut membaik.

"Kalau Pak Jokowi punya target EODB dari 109 ke 40 itu jelas akan membantu rating credit. Karena yang mereka lihat tentunya adalah perbaikan institusional, inisiatif terkait EODB ini berpengaruh sangat signifikan," jelas Mirza di Jakarta, Jumat (11/3).

Menurutnya, rating S&P ini sangat penting karena bisa memicu kepercayaan investor sehingga aliran dana masuk (capital inflow) bisa semakin deras. Capital inflow, jelasnya, juga sangat penting bagi neraca pembayaran agar tidak mengalami defisit.

Dalam statistik Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2015, tercatat jumlah modal masuk ke Indonesia sebesar US$16,7 miliar atau anjlok 35,77 persen dibandingkan dengan aliran tahun sebelumnya yang mencapai US$26 miliar. Kendati demikian, Mirza mewakili BI meyakini aliran modal masuk meningkat meskipun hingga pertengahan Februari 2015 baru tercatat US$2,5 juta.

"Kalau kredit rating membaik, ini cerminan kalau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam kondisi yang sehat dan defisit neraca pembayaran bisa terkendali. Nanti S&P akan datang bulan April dan semoga upaya-upaya perbaikan itu mempengaruhi pemeringkatan," tutur Mirza.

Ia melanjutkan, jika kredit rating membaik dan kebijakan pro investasi terus digalakkan, maka bukan hal mustahil modal asing terus mengalir masuk.

"Kita pernah capital inflow saat ada kebijakan quantitave easing, lalu tappering off, dan pasca pemilihan Presiden.

Tahun kemarin memang capital inflow menurun, tapi kalau ada kebijakan inisiatif pro investasi dan juga pendalaman pasar keuangan inflow bisa beelanjut," tutur Mirza. Pada Mei 2015, S&P meningkatkan peringkat utang Indonesia dari stable menjadi positif dan mengafirmasi rating pada BB+. Peringkat ini berlaku selama 12 bulan, sehingga S&P akan memperbarui peringkat Indonesia tiga bulan kemudian.(cnn/mel)