Sengketa Lahan Jalangan Kerbau Desa Menaming Memanas

Sengketa Lahan Jalangan Kerbau Desa Menaming Memanas

PASIRPENGARAIAN (riaumandiri.co)-Sengketa lahan jalangan (peternakan) kerbau, di Desa Menaming, Kecamatan Rambah, mulai memanas. Bahkan konflik ini bagaikan api dalam sekam, jika tidak ada solusinya, dikhawatirkan akan terjadi pertumpahan darah di antara sesama masyarakat.

Sebagaimana disampaikan salah satu tokoh Desa Menaming, Asbon, Jumat (11/3). Katanya, jalangan kerbau yang ada di Desa Menaming adalah milik warga di dua kecamatan yakni Kecamatan Rambah dan Bangun Purba. Sesuai hal tersebut tidak dibolehkan satu orang pun mengganggu pengembala kerbau di tempat itu.

Namun akhir-akhir ini ada oknum yang tidak bertanggung jawab mengambil lahan tersebut untuk menanam karet dan sawit.
’’Saya meminta kepada para aparat Polsek Rambah dan Polres Rohul, untuk menyelesaikan persoalan jalangan kerbau itu. Sebab lahan jalangan itu berkaitan dengan dua kecamatan yakni Rambah dan Bangun Purba, juga sudah disahkan para datuk-datuk dan raja-raja Napitu Huta, termasuk konseler di zaman Belanda, kalau itu tempat masyarakat Menaming untuk mengembala kerbau," bebernya.

Sementara itu Sekretaris Camat (Sekcam) Rambah menyarankan agar masalah ini cepat selesai maka  harus dilaporkan kepada dua Camat, yakni Camat Rambah dan Bangunpurba, sehingga itu nanti ada solusi yang terbaik.

"Fenomena untuk jalangan ini belum ada legalitas resminya, jadi masyarakat harus lebih proaktif. Untuk itu bisa nanti dibuat kesepakatan baru sesuai dengan kesepakatan lama," jelasnya.

Sekcam , mengakui ada oknum tertentu yang dinilai kuat, untuk memanfaatkan tempat mengembala atau beternak kerbau milik masyarakat Desa Menaming, sehingga  persoalan ini semakin sulit untuk diselesaikan. Di tempat terpisah Tokoh Adat Luhak Rambah, Syamsul meminta agar lokasi ini diinventarisir, termasuk siapa saja yang mengembala kerbau di situ.

"Saya mengetahui, sejak zaman Kerajaan Rambah dahulunya lahan itu memang jalangan kerbau, jadi kalau tidak mengembala kerbau, tidak akan ada di situ," tuturnya. Kades Menaming, Firdaus, mengaku kalau jalangan itu kini sudah ditanami kelapa sawit. Dirinya mengaku sudah mencoba untuk menjembatani persoalan tersebut.

"Saya sendiri sudah pernah rapat dengan masyarakat Desa Bangun Purba Timur Jaya (BPTJ) Kecamatan Bangunpurba, namun hingga kini belum ada jalan keluarnya," kara Firdaus Daulay. (yus)